Suarakampus.com– Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema) Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIK) UIN Imam Bonjol menilai tren war takjil di kalangan mahasiswa sebagai fenomena positif. Tradisi berburu makanan berbuka ini dinilai mempererat kebersamaan dan berdampak pada sosial serta ekonomi, Sabtu (22/03).
Gubernur Dema Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIK) UIN IB, Arif Al-Hafiz menilai, war takjil sebagai kegiatan positif. “Tradisi ini mencerminkan kebahagiaan dan semangat kebersamaan saat Ramadan,” katanya.
Arif menambahkan, war takjil mempererat hubungan mahasiswa dengan pedagang serta sesama mahasiswa yang berjualan takjil. “Mereka saling berinteraksi dan mendukung usaha teman-teman,” ujarnya.
Ia menekankan, tren ini bukan cerminan kondisi ekonomi mahasiswa, tetapi lebih kepada kebiasaan yang menyenangkan. “Banyak mahasiswa yang mengikuti hanya untuk menikmati suasana Ramadan,” jelasnya.
Arif menjelaskan, war takjil memberi manfaat bagi perekonomian warga sekitar. “Banyak mahasiswa dan pedagang memanfaatkan momen ini untuk berjualan,” tambahnya.
Arif juga mengingatkan, agar tren ini tetap dikelola dengan baik agar tidak menimbulkan dampak negatif. “Jika dilakukan secara wajar, war takjil tetap membawa dampak positif,” ungkapnya.
Wakil Gubernur Dema FDIK UIN IB, Fiki Hardianto menilai, fenomena ini memperkuat kebersamaan mahasiswa. “Momentum ini bisa dimanfaatkan untuk menumbuhkan semangat berbagi,” katanya.
Fiki menambahkan, banyak mahasiswa yang dengan tulus berbagi takjil kepada sesama. “Kami mendorong agar kegiatan ini lebih terstruktur melalui program Ramadan yang melibatkan organisasi mahasiswa,” jelasnya.
Dema FDIK juga berperan dalam mengarahkan mahasiswa agar war takjil tetap dalam koridor yang positif. “Kami berharap kampus dapat mendukung dengan menyesuaikan jadwal kuliah agar tidak sampai sore,” tutup fiki. (ver)
Wartawan: Latifah Rabbaniah (Mg)