Suarakampus.com- Pasca proses panjang seleksi peserta mulai dari Student Literacy Camp (SLC) lanjut ke Student Mobility Program (SMP), Student of Imam Bonjol Academic Community– Smart Internship Program (SIBac-sip). Tim juri tetapkan 20 mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Imam Bonjol Padang lolos ke Turkey dan Sidney Australia, Senin (17/06).
Setelah pengkaderan dan berbagai seleksi mahasiswa/i layak lulus, dimana mereka dianggap sudah cakap menulis dan presentasi. Ini merupakan sebuah event terhadap talenta di bidang akademik.
Berdasarkan data yang didapatkan tim suarakampus.com, penempatan 20 peserta dibagi menjadi dua tempat. Dari 20 peserta yang terpilih, 10 mahasiwa berangkat ke Marmara University, Istanbul Turkey pada tanggal 17 Juli dan 10 mahasiswa berangkat ke Charles Sturt University, Sidney Australia pada pertengahan September.
Seorang mahasiswi SIBAC-sip terpilih ke Turki, dari Program Studi Pendidikan Bahasa Arab, Aifanisa Rahman mengungkapkan, masih tidak menyangka jika dirinya lulus setelah beberapa tahap yang dilalui, dan merasa sangat bersyukur. “Karena agak pesimis dan pas tau lulus sampai sekarang masih tidak menyangka bisa lulus,” ungkapnya.
Aifa menyebutkan, alasan mengikuti seleksi ini karena kecintaannya dalam karya tulis ilmiah terutama yang berhubungan dengan bidang penelitian. “Karena bisa menjadi wadah untuk berkreasi yang bisa mengasah kemampuan untuk menghasilkan karya yang lebih baik kedepannya,” sebutnya.
lanjutnya, persyaratan yang diisi yaitu mengupload artikel jurnal yang sudah terbit Letter of Acceptance (LOA), artikel populer dan ilmiah yang dipublikasikan ke media cetak dan online, pandai bahasa inggris dan bahasa arab, serta tes kepribadian. Kendala yang dihadapinya terletak pada penguasaan bahasa asing, revisi dan ditolaknya artikel yang dibuat.
“Alhamdulillah, setelah ada beberapa yang ditolak dan direvisi lagi akhirnya bisa diupload di media cetak dan online,” ujarnya.
Sambungnya, untuk ditetapkan di negara mana nantinya, itu ditetapkan oleh kampus dan jadwal keberangkatannya pada tanggal 17 Juli 2024. “Dari rapat, Wakil Rektor (WR) III menyampaikan bahwa negara yang ditentukan itu hasil rundingan pewawancara dan tim yang ada,” pungkasnya.
Untuk kegiatan di Turki nantinya akan dilaksanakan selama sepuluh hari, mulai dari keberangkatan hingga kembali ke Indonesia. “Lima hari kuliah dengan menggunakan bahasa Arab, dan lima hari lagi mengikuti kegiatan yang diselenggarakan pihak foundation,” jelasnya.
Lain halnya, dengan mahasiswi SIBac-sip terpilih ke Australia, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIK), Nabila Arsya Amara mengatakan, perasaan yang sangat luar biasa diikuti dengan tantangan. “Bukan hanya senang saja tapi juga mempersiapkan diri lebih matang dengan program kedepannya,” katanya.
Nabila juga menjelaskan, alasan mengikuti Student Literacy Camp (SLC) sampai lanjut Student Mobility Program (SMP), banyak perkembangan yang dirasakan dari penulisan, bahasa, hingga bekerja di bawah tekanan. “Saya juga ingin mengetahui secara langsung sistematis akademik jurnal ilmiah sampai jurnal internasional,” jelasnya.
Lanjutnya, ia merasakan kendala pribadi sebelum bagikan karya yang dibuat. “Dengan minat menulis yang berbeda harus belajar mandiri baik teori secara sistematis dan baku,” tuturnya.
Nabila juga menyebutkan, negara yang mau kita tuju ditentukan oleh tim seleksi dari kampus. “Melalui tahap wawancara dengan pertimbangan pengetahuan peserta dan waktu keberangkatan pertengahan September,” sebutnya.
Untuk dana keberangkatan dan selama disana itu ditanggung semua oleh kampus. “Mulai dari pasport, tiket pesawat pulang pergi, tempat penginapan, dan uang saku,” tambahnya.
Terakhir, Nabila berharap SIBac-sip harus tetap ada setiap semester atau tiap tahunnya. “Literasi dan karya sangat penting untuk akreditasi kampus,” harapnya. (Ira)
Wartawan: Devita Rahma(Mg), Siska Maharani (Mg)