Suarakampus.com- Akademisi yang cepat mengubah diri akan membuat kampus mengalami kemajuan cepat. Sebaliknya, akademisi yang terlalu lama terpaku dan kaku tanpa melihat kemajuan akan membuat kampus itu mati suri menjadi museum.
Demikian dikatakan oleh Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIK) Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang, usai menutup Workshop Evaluasi dan Revisi Kurikulum Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIK) UIN Imam Bonjol Padang, di Daima Hotel Padang, Minggu (14/11).
“Setelah workshop ini, kita akan melanjutkan dengan Workshop Akselerasi Kompetensi Dosen. Sebagai evaluasi dan tindak lanjut dari Pengembangan Kurikulum Berbasis Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka (MBKM),” ujar Wako, demikian ia akrab disapa.
Di hadapan puluhan akademisi FDIK, Wako menyatakan, perubahan kurikulum merupakan sebuah kemestian karena Industri 4.0 dan Society 5.0 memberi kesempatan kepada siapapun untuk sukses, asalkan memiliki kompetensi yang tinggi dan terukur dalam bidangnya.
“Mahasiswa hari ini, adalah mahasiswa milenial. Generasi Z, yang cakap dan akrab dengan teknologi informasi. Dosen yang tak cakap, bakal ketinggalan oleh mahasiswa. Sebab itu, akademisi harus dinamis menghadapi zaman walaupun ilmu pengetahuan sebelumnya tetap berguna,” tambahnya.
Menurutnya, tidak ada lagi kebanggaan bagi orang yang menyebut dirinya gagap teknologi. “Sekarang harus akrab dengan teknologi. Dosen sebagai tenaga pendidik harus cakap teknologi, sebab mahasiswa hari ini jauh lebih cakap,” tuturnya.
Pada Workshop Akselerasi Kompetensi Dosen, yang digelar Rabu (17/11) nanti, Pakar Kurikulum dari Universitas Negeri Padang, Darmansyah akan memandu langsung secara teknis para dosen FDIK untuk melahirkan kurikulum berbasis Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka.
Wakil Dekan I FDIK UIN Imam Bonjol Padang, Wanda Fitri menyatakan, kurikulum yang tepat, dosen yang cakap, sistem yang lancar, akan melahirkan mahasiswa yang siap pakai di dunia kerja dan hidup sukses di tengah masyarakat.
“Integrasi nilai etik dan kecakapan dalam kurikulum, khususnya pada FDIK UIN Imam bonjol merupakan pembeda dari FDIK lain,” kata Wanda. (gfr)
Penulis: Abdullah Khusairi