Suarakampus.com – Afriadi, mahasiswa Program Studi Ilmu Hadis Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama, berhasil menyandang gelar Bintang Aktivis Kampus pada wisuda ke-93. Pencapaian ini menjadi bukti keberhasilannya dalam menyeimbangkan prestasi akademik dengan keaktifan berorganisasi, Sabtu, (26/4).
“Saya cukup mengapresiasi diri saya sendiri. Dinamika yang saya jalani selama ini akhirnya membuahkan hasil seperti ini,” ungkap Afriadi saat diwawancarai tim Suara Kampus.
Bagi Afriadi, gelar aktivis kampus bukanlah tujuan akhir melainkan motivasi untuk terus berkembang. “Hakikatnya, gelar ini hanyalah sebuah penyemangat untuk perjalanan selanjutnya,” tegasnya. Ia menekankan bahwa menjadi aktivis kampus tidak sekadar aktif berorganisasi, tetapi juga harus berprestasi di bidang akademik. “Keduanya harus selaras, tidak boleh berat sebelah,” tambahnya.
Manajemen Waktu Sebagai Kunci Utama
Afriadi mengungkapkan bahwa kunci utama keberhasilannya adalah manajemen waktu yang baik. Dengan prinsip bahwa akademik tetap menjadi prioritas, ia tetap menjalankan berbagai kegiatan organisasi tanpa mengorbankan salah satunya.
“Penilaian aktivis kampus itu bukan hanya soal organisasi saja, tetapi juga tentang bagaimana prestasi akademik kita berkembang dan bagaimana kita mengelola waktu,” jelasnya.
Untuk mengatasi tantangan tersebut, Afriadi membiasakan diri membuat rencana kegiatan harian dan membagi waktu secara disiplin antara kebutuhan akademik dan kegiatan organisasi. “Bukan memilih salah satu, tetapi bagaimana tidak meninggalkan keduanya,” katanya.
Metode Belajar dan Strategi
Dalam metode belajarnya, Afriadi memilih waktu-waktu tertentu untuk belajar secara intensif. “Biasanya saya belajar setelah Subuh atau setelah jam 2 atau 3 pagi, saat suasana tenang,” ceritanya.
Mahasiswa berprestasi ini juga meyakini bahwa menjadi aktivis kampus harus diimbangi dengan banyak membaca dan terus mengasah kepekaan dalam berbagai hal.
Membangun Relasi dan Karakter
Menurut Afriadi, menjadi seorang aktivis kampus tidak hanya tentang prestasi, tetapi juga membangun relasi, pengalaman, dan karakter. “Di organisasi, kita membangun jaringan luas yang kelak akan sangat berguna,” ujarnya.
Ia juga berbagi motivasi kepada mahasiswa lain: “Kenali orang lain, siapapun itu. Sediakan gelas kosong untuk menerima apapun pendapat, saran, dan masukan dari orang lain.”
Gelar Sebagai Amanah
Afriadi berharap gelar Bintang Aktivis Kampus yang diraihnya bukan menjadi akhir perjuangan, melainkan awal dari tanggung jawab yang lebih besar. “Relasi saya tidak boleh berhenti di sini. Gelar ini bukan hanya sekadar penghargaan, tapi juga beban amanah yang harus saya pikul,” pungkasnya. (Lya)
Wartawan: Siti Ulami (Mg), Habila (Mg)