Suarakampus.com– Pahami persoalan dalam berita, video indept reporting news tidak jauh berbeda dengan indept reporting. Hal ini disampaikan oleh Aidil Ichlas selaku narasumber dalam workshop peliputan mendalam yang digelar oleh Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Padang di Daiman Hotel. (10/07)
Katanya, video liputan mendalam memiliki tantangan lebih dari liputan mendalam dalam bentuk tulisan. “Keseimbangan antara teks dan gambar dalam video perlu diperhatikan,” jelasnya.
“Hal tersebut agar informasi yang disampaikan jelas,” pungkasnya.
Lanjutnya, selain perencanaan ide dalam liputan harus matang, menentukan gaya penayangan juga sangat penting pasalnya liputan video dapat dalam berbagai bentuk. “Teks, gambar, animasi serta suara-suara pendukung akan dihimpun menjadi tayangan utuh,” ujarnya.
“Begitu juga saat peliputan akan memakan waktu dan biaya lebih banyak dari liputan teks,” tambahnya.
Ia menyebutkan untuk jurnalis video harus hadir di lokasi dengan alat rekamnya. “Perlu alat pendukung seperti kamera dan recording serta biaya yang memadai,” tuturnya.
Selain itu, kata dia, ketika wawancara berlangsung jurnalis perlu memperhatikan tata letak narasumber serta latar video yang mewakili persoalan yang diangkat. “Hindari pula pertanyaan yang menjurus pada jawaban ya atau tidak,” lugasnya.
Aidil menambahkan, seorang jurnalis sebelum turun kelapangan sudah tahu apa yang akan diliputnya, melalui riset dan observasi awal. “Jika di lapangan bertolak belakang dengan perencanaan, di sana kepandaian jurnalis diuji,” ungkapnya.
“Tidak mungkin seorang wartawan sudah turun kelapangan, namun kembali tanpa berita” tegasnya.
Kemudian, ia menegaskan hal yang paling penting perlu diperhatikan saat peliputan video adalah kesedian narasumber dengan berbagai pendekatan. “Tidak jarang narasumber menolak setelah dihadapkan dengan kamera,” tutupnya. (wng)
Wartawan: M. Abdul Latif