Suarakampus.com- Mahasiswa UIN Imam Bonjol Padang gelar aksi mimbar bebas terkait dengan pelecehan seksual dan fasilitas kampus. Kegiatan tersebut dilaksanakan di bundaran kolam UIN IB Padang, Selasa (08/10).
Ketua Dema-U, Nofalsyah mengatakan, mimbar bebas ini bertujuan mengajak mahasiswa berpikir kritis dan berdiskusi tentang permasalahan yang ada di kampus. “Kami ingin semua mahasiswa memiliki ruang untuk menyampaikan keluhan dan keresahan mereka,” ujarnya.
Selain itu, aksi ini menyoroti isu pelecehan seksual yang terjadi di kampus, di mana ia merasa rektorat belum memberikan tanggapan yang memadai. “Hingga kini, belum ada kebijakan yang konkret dari rektorat untuk pencegahan kasus ini di masa mendatang,” ungkapnya.
Ia juga mengkritik, belum adanya mekanisme pelaporan yang jelas bagi korban pelecehan seksual di kampus. “Seharusnya ada sistem yang memudahkan korban untuk melaporkan kejadian tanpa rasa takut,” ucapnya.
Aksi mimbar bebas tersebut juga menyoroti masalah minimnya fasilitas penunjang pembelajaran di kampus. “Fasilitas seperti infokus yang seharusnya tersedia di setiap kelas masih sangat kurang,” jelasnya.
Selain fasilitas pembelajaran, minimnya ruang publik untuk mahasiswa menjadi sorotan. “Kami ingin kampus menyediakan lebih banyak ruang bagi mahasiswa untuk berdiskusi dan bersantai di lingkungan kampus,” tambahnya.
Terkait pemasangan spanduk saat aksi berlangsung, ia mengaku ada teguran dari pihak kampus. “Petugas keamanan sempat menegur kami, namun tujuan kami hanya untuk membuka ruang diskusi lebih luas,” tuturnya.
Tambahnya, aksi ini merupakan salah satu titik awal perubahan yang baik di kampus. “Kami ingin suara mahasiswa lebih didengar dan pihak kampus segera mengambil tindakan atas masalah yang disuarakan,” pungkasnya.
Petugas Keamanan Kampus, Ridwan mengucapkan, tidak ada larangan resmi terkait pemasangan spanduk selama mengikuti aturan. “Kami hanya menjalankan tugas sesuai perintah, tidak ada niatan untuk melarang tanpa alasan yang jelas,” Katanya.
Ia menjelaskan, kesalahpahaman sering terjadi karena kurangnya sosialisasi terkait aturan kampus. “Tugas kami adalah menjaga keamanan dan kenyamanan semua orang di kampus, termasuk dalam aksi seperti ini,” tutupnya. (Ira)
Wartawan: Verlandi