Oleh: Hary Elta Pratama
(Mahasiswa Hukum Ekonomi Syari’ah, UIN Imam Bonjol Padang)
Sesaat langitku terasa mendung
Berpijak sembari menampar waktu
Tersedak kesumat jadi skandal gaung
Hanya gelak tawa berbungkus malu
Rautnya bak anjing kunyuk serdadu
Menelan diri seraya meludahi sipu
Akankah gonggongannya selalu merdu
Walau panggung itu mangkal menjamahi kalbu
Kala itu jasadku bersimbah hina dan cela
Terombang ambing gemuruh kehampaan
Ingin ku berlari melompati waktu bersama nista
Tinggal dirasian bertemu malam mengenang sandaran
Untuk anjing, maafkan khilaf dan bengisku
Aku luput termakan candu kerasukan tembakau
Untuk anjing, seruputku tak akan mengusik hidupmu
Sungguh, premis itu selalu mekar meski tiba kemarau
Terima kasih untuk anjing serdadu
Tanpamu rianglah aku seiring kopi pagi
Bebas terbang mencari jati diri
Maklum, manusia yang tak tau aturan baku
Anjing serdadu
Ku ingat gonggonganmu yang ranum itu
Anjing serdadu
Ku bersyukur sudah dipertemukan denganmu
Padang, 02 Juni 2022