Suarakampus.com- Meski UIN Imam Bonjol Padang telah melakukan penyesuaian kuliah daring. Sejumlah mahasiswa mengeluhkan beberapa kendala dan mekanisme kuliah daring yang dinilai kurang efektif.
Mahasiswa Program Studi (Prodi) Pengembangan Masyarakat Islam, Auliya Pratama mengeluhkan mekanisme perkuliahan yang dinilai kurang efektif. Kata Auliya, perkuliahan secara virtual membuat dirinya jenuh. “Saya harap perkuliahan offline bisa dimulai kembali,” tuturnya, Rabu (29/09).
Sama halnya yang dirasakan Nur Halimah Siregar selaku Mahasiswa Prodi Hukum Ekonomi Syariah dengan berbagai kendala selama kuliah daring. “Sulitnya jaringan internet paling sering dialami saat kuliah daring, sehingga juga susah memahami penjelasan dosen,” ucapnya.
Mahasiswa Prodi Hukum Keluarga, Taufik Ikhsan menuturkan kuliah daring di saat pandemi merupakan pilihan yang tepat. Kendati demikian, dirinya sulit mendapati referensi dan waktu pemberian kuota internet yang tidak tepat. “Saya harap pihak kampus atau kementerian agama bisa memberikan bantuan kuota setiap bulannya,” harapnya.
Selain itu, Dosen Fakultas Syariah Sudi Prayitno mengatakan kuliah daring menggunakan berbagai aplikasi dinilai kurang optimal. Sebab dirinya menemui berbagai kendala selama kuliah daring. “Mahasiswa sering terlambat mengisi absen dan kurang cepat merespon pertanyaan saat pembelajaran, komunikasi juga sering terputus,” katanya.
Untuk mensiasati hal tersebut, dirinya menggunakan empat metode yakni brainstorming, diskusi, presentasi atau ceramah dan sesi tanya jawab. “Sebenarnya, perkuliahan daring bisa berjalan efektif jika mahasiswa mengikuti kontrak kuliah yang telah disepakati,” tuturnya. (ulf)
Wartawan: Nada Asa (Mg) dan Salsabilla (Mg)