Dosen FDIK : Banner dan Selempang Selepas Munaqasyah Rusak Kesakralan Ujian

Potret Gedung Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Kampus III UIN IB. (Sumber : Devita/suarakampus.com)

Suarakampus.com- Dosen Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIK) UIN Imam Bonjol Padang sepakat melarang penggunaan banner dan selempang setelah sidang munaqasyah. Hal ini ditujukan agar mahasiswa menghargai kesakralan sidang tersebut, Rabu (27/3).

Selaku Wakil Dekan I Bidang Akademik dan Kelembagaan FDIK, Wanda Fitri menjelaskan ada alasan logis dan psikologis terkait ketetapan larangan menggunakan banner dan selempang setelah sidang munaqasyah. “Banyak mahasiswa yang euforia terlebih dahulu serta menunda waktu perbaikan skripsi dan hilang penghargaan terhadap ujian,” jelasnya.

Ia menyampaikan, terdapat tujuan adanya larangan penggunaan banner dan salempang terlebih dahulu. “Supaya mahasiswa ada rasa takut, dan tidak menganggap remeh forum ujian, sebagai dosen kami juga mengontrol kalian dalam memperbaiki skripsi,” sampainya.

Lanjutnya, ia mengatakan keputusan ini hanya untuk selingkup FDIK. “Agar mahasiswa FDIK menghargai kesakralan dan hikmah dari perjuangan terakhirnya,” tuturnya.

Kemudian kata dia, pemakaian banner dan selempang baru diperbolehkan setelah adanya revisi skripsi. “Besok ada waktu yudisium dan waktu wisuda, rayakanlah dengan foto-foto karena kerja sudah selesai,” tambahnya.

Ia menegaskan adanya sanksi kepada mahasiswa yang masih melanggar aturan ini. “Mahasiswa terancam tidak ikut ujian karena dalam surat tugas sudah ada larangan dan ketetapannya,” sebutnya.

Menanggapi hal ini, mahasiwa semester akhir, inisial R mengatakan kurang setuju dengan ketetapan dosen FDIK. “Pemakaian selempang dan banner sebagai apresiasi dalam tahap awal sebelum mahasiswa benar-benar dinyatakan lulus,” katanya

ia juga menanggapi banner dan selempang adalah hak mahasiswa seharusnya tidak ada larangan. “Jika tidak memakai selempang dan banner ketika sidang munaqasyah, rasanya seperti sidang sempro saja, munaqasyah adalah ujian akhir di UIN serta dokumentasi kurang bagus,” tuturnya.

Terakhir, ia berharap larangan ini dihilangkan karena banyak hal lain yang harus diperbincangkan selain menggunakan banner dan selempang. “Untuk ketentuan pakaian itu wajar dan kalau nunggu wisuda itu ada juga yang lebih istimewa selain banner dan selempang,” tutupnya. (rhm)

Wartawan: Devita Rahma(Mg)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous Post

Nurhamdi: Penting Umur Berkah Agar Hidup Lebih Bermanfaat

Next Post

Mempererat Silaturahmi, LPM Suara Kampus Adakan Bukber

Related Posts