Dr. Reza: Second Account Membantu Mahasiswa Menjaga Privasi dan Bebas Mengekspresikan Diri

Ilustrasi (sumber: Ummi Nadia/suarakampus.com)

Suarakampus.com- Fenomena penggunaan akun kedua di media sosial semakin populer di kalangan mahasiswa. Menurut Kepala Prodi Psikologi Islam UIN IB Padang, Dr. Reza Fahmi, akun kedua membantu mahasiswa bebas mengekspresikan diri namun penggunaannya harus bijak agar tidak berdampak negatif, Sabtu (07/11)

Dr. Reza Fahmi menjelaskan, akun kedua memberikan ruang bagi mahasiswa untuk mengekspresikan diri tanpa takut dinilai oleh orang lain. “Akun kedua memberi kebebasan untuk berbagi lebih santai, mengabadikan momen yang bersifat informal, dan berbagi hanya dengan orang-orang tertentu seperti teman dekat atau keluarga,” jelasnya saat diwawancarai oleh wartawan suarakampus.com.

“Mahasiswa yang memiliki akun kedua sering kali melakukannya sebagai cara untuk meredakan tekanan sosial dan mengekspresikan perasaan mereka yang tidak bisa dibagikan di akun utama,” tambahnya.

Kemudian, Dr. Reza juga menekankan pentingnya pengelolaan waktu dan kesehatan mental dalam penggunaan akun kedua agar mahasiswa tidak kehilangan fokus pada tugas-tugas mereka yang lebih penting. “Salah satu dampak negatif yang bisa muncul adalah ketergantungan pada media sosial. Jika tidak dikelola dengan bijak, mahasiswa bisa menghabiskan terlalu banyak waktu di media sosial,” ungkapnya.

Dr. Reza mengingatkan, pentingnya mahasiswa untuk memilah siapa yang boleh mengakses konten di akun kedua mereka dan memilih waktu yang tepat untuk berbagi. “Akun kedua harus digunakan dengan bijak untuk menciptakan ruang yang aman dan positif di dunia maya,” ucapnya.

Tambahnya, walaupun akun kedua memberikan kebebasan lebih, mahasiswa harus berhati-hati dalam membagikan konten agar tetap menjaga etika digital. “Jangan sampai melanggar etika atau merugikan diri sendiri di masa depan,” tegasnya.

Mahasiswa Prodi Komunikasi Penyiaran Islam (KPI), Zakiatul mengatakan, akun kedua memungkinkan untuk berbagi konten lebih santai tanpa khawatir penilaian dari orang lain, seperti dosen atau keluarga. “Di akun pertama, saya merasa harus menjaga citra yang lebih profesional dan formal karena banyak diikuti oleh orang yang tidak terlalu dekat,” katanya.

Ia mengungkapkan, teman-teman dekat lebih sering mengikuti akun kedua karena lebih enjoy dan tidak terlalu banyak batasan. “Akun kedua memberikan kebebasan untuk berbagi hal-hal yang lebih personal dan tanpa tekanan,” tuturnya..

Zakiatul juga menambahkan, akun kedua memungkinkan dia untuk mengungkapkan hal-hal yang mungkin tidak bisa dibagikan di akun pertama, seperti foto pribadi, cerita lucu, atau kegiatan santai bersama teman-temannya. “Saya merasa lebih nyaman dan tidak takut dinilai, karena yang mengikuti akun kedua adalah orang-orang yang sudah saling mengenal lebih dekat,” lanjutnya.

Zakiatul menyadari pentingnya untuk tidak terlalu berlebihan dalam berbagi di akun kedua agar tetap positif dan tidak mengundang masalah bagi diri sendiri atau orang lain. “Walaupun saya merasa lebih bebas, saya tetap berhati-hati dalam memilih konten yang dibagikan,” ungkapnya.

Harapnya, mahasiswa dapat memanfaatkan akun kedua mereka secara bijak dan tidak berlebihan dalam memposting story di akun kedua. “Semoga penggunaannya tidak berlebihan dan bisa memberikan dampak positif,” tutupnya. (Ira)

Wartawan: Jihan Dwi Rahayu (Mg), Siti Ulami (Mg)

Total
0
Shares
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous Post

Nanang Sanjaya Raih Juara III di Kompetisi Catur Tingkat Fakultas

Next Post

FDIK Gelar Bedah Buku Dinamika Pemikiran dan Gerakan Mahasiswa Sumbar Era 1990-an

Related Posts
Total
0
Share