Suarakampus.com- Menjelang akhir Ramadhan, masyarakat Desa Simpang Padang, Duri, Kecamatan Bathin Solapan, Kabupaten Bengkalis kembali menggelar tradisi tahunan Festival Lampu Colok. Festival yang diselenggarakan mulai malam ke-27 Ramadhan hingga malam takbiran, ini menjadi momentum pelestarian budaya lokal yang telah berlangsung turun-temurun, Sabtu (29/03).
Ketua Pelaksana Festival, Maulana Mahi Hendra mengatakan, tujuan utama penyelenggaraan Festival Lampu Colok adalah untuk melestarikan tradisi yang sudah ada sejak dulu. “Bentuk lampu colok ini berbeda-beda setiap tahunnya, tidak ada patokan khusus,” ungkapnya saat diwawancarai oleh wartawan suarakampus.com.
Maulana menjelaskan, bahan pembuatan lampu colok terdiri dari botol kaca, botol kaleng, kayu, sumbu, dan minyak solar. “Tahun ini kami membuat gambar masjid yang membutuhkan sekitar 3.000 botol,” jelasnya.
Lanjutnya, pembuatan lampu colok memerlukan kayu dalam jumlah banyak. “Mencari kayu menjadi tantangan utama, karena sulit didapat di sini dan harus dipesan dari tempat jauh,” ujarnya.
Menurutnya, antusiasme masyarakat untuk menyaksikan warisan budaya tak benda ini menjadi penyemangat bagi panitia untuk menyelesaikan festival dengan sebaik-baiknya. “Selain kesulitan mendapatkan kayu, cuaca juga menjadi tantangan besar bagi kami,” paparnya.
Ia menambahkan, dana yang dihabiskan untuk pembuatan lampu colok tahun ini mencapai Rp16 juta. “Dana ini diperoleh dari sumbangan masyarakat setempat dan para petinggi yang tinggal di sini,” katanya.
Maulana berharap, ke depannya tradisi lampu colok tetap dapat dilestarikan sebagai warisan budaya. “Tradisi ini harus dilestarikan secara utuh, apalagi mengingat kini banyak yang beralih ke lampu LED,” tutupnya. (Lya)
Wartawan: Elsa Mayora