Jangan Kau Ludahi Aku dengan Janjimu

Oleh: Sarah Fadhila

(Mahasiswi Tadris Bahasa Inggris)

Kau datang dengan kata manis
Seperti gula basi yang disiram ke luka
Aku diam mendengar
Padahal telingaku ingin muntah

Janjimu seperti ludah di jalan
Hangat sebentar lalu diinjak
Kau pikir aku tolol
Hanya karena aku diam dan mencintai

Setiap kata yang kau lempar
Seperti sampah yang kau bungkus dengan senyum
Katamu aku yang paling kau jaga
Nyatanya aku cuma cadangan saat kau bosan

Kau bilang cinta lalu menghilang
Kau bilang rindu lalu tidur di dada yang lain
Kau bawa kata setia seperti pedang
Yang kau tikam pelan ke leherku

Jangan kau ludahi aku dengan janjimu
Karena ludahmu itu lebih hina dari debu
Setidaknya debu tak pura pura bersinar
Sedangkan kau bersinar sambil membusuk

Aku bukan boneka yang bisa kau mainkan
Aku bukan bumi yang selalu diam diinjak
Aku manusia yang bisa marah
Dan sekarang aku muak

Kau ajari aku mencintai
Lalu kau ajari aku membenci
Kau ciptakan surgaku
Lalu kau ledakkan dengan tanganmu sendiri

Janjimu itu
Tali gantungan yang kau ikat di leherku
Kau bilang peluk
Tapi sebenarnya kau sedang menjerat

Kau bilang aku yang berubah
Padahal sejak awal kau yang pura pura
Aku cuma telat sadar
Bahwa cintamu adalah tipu kelas kakap

Aku muntah atas setiap pujianmu
Karena kutahu itu racun berselimut madu
Kau bukan penyelamat
Kau perusak dengan wajah malaikat

Kini jika kau kembali bawa janji
Akan kutunjuk wajahmu dan tertawa
Aku sudah selesai percaya
Pada pembohong berpakaian asmara

Jadi simpan saja ludah janjimu
Berikan pada pecundang yang percaya dongeng
Aku bukan lagi tanah untuk kau injak
Aku badai yang akan menenggelamkanmu kelak

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous Post

UKM Bahasa Dorong Mahasiswa Siapkan Studi Global

Next Post

Rektor UIN Imam Bonjol Padang Buka Assessment Lapangan Prodi AFI

Related Posts