Suarakampus.com- Malam ini hampir di seluruh wilayah Indonesia dapat menyaksikan fenomena gerhana bulan total. Fenomena ini terjadi karena cahaya matahari ke bulan terhalangi oleh bumi, sehingga membentuk posisi sejajar matahari, bumi dan bulan.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dalam laman resminya menginfokan, gerhana bulan total akan berlangsung dari pukul 16.00 WIB. Dikutip dari laman resmi Kementerian Agama (Kemenag RI), untuk wilayah Sumatra Barat, puncak gerhana bulan total terjadi pada pukul 18.18 WIB dan berakhir pada pukul 20.51 WIB.
Untuk itu, Kemenag mengimbau agar umat Islam yang wilayahnya termasuk daerah yang rendah penyebaran covid-19, dianjurkan untuk melaksanakan salat gerhana dengan mematuhi protokol kesehatan.
Untuk tata cara salat gerhana, termaktub dalam hadis Rasulullah dari Aisyah, diriwayatkan Bukhari no: 1044. Muslim no: 901, sebagai berikut.
Pernah pada masa Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam terjadi gerhana matahari, maka Rasul Allah mengerjakan salat bersama kaum muslimin. Beliau mengerjakan salat tersebut dengan berdiri yang sangat lama kemudian beliau ruku’ dengan ruku’ yang sangat lama, lalu bangun dari ruku’ dan berdiri dengan berdiri yang sangat lama, dan ini bukan berdirinya beliau yang pertama. Selanjutnya beliau ruku’ dan ini bukan ruku’ nya yang pertama. Kemudian beliau sujud dengan sujud yang sangat lama, lalu beliau mengerjakan sama seperti apa yang dikerjakan pada raka’at yang pertama. Setelah itu beliau keluar dan tidaklah beliau selesai salat melainkan matahari sudah terlihat jelas.
Maka beliau berkutbah di hadapan kaum muslimin dengan memuji dan menyanjung Allah Shubhanahu wa ta’alla, kemudian bersabda: “Sesungguhnya Matahari dan Bulan adalah dua ayat dari ayat-ayat Allah. Tidaklah keduanya terkena gerhana disebabkan kematian seseorang tidak pula karena hidupnya, maka, apabila kalian melihat hal tersebut (terjadi gerhana) maka berdo’alah kepada Allah, bertakbir, kerjakan salat dan bersedekahlah”
Selanjutnya beliau mengatakan: “Wahai umat Muhammad, demi Allah tidak ada seorang pun yang lebih cemburu daripada Allah, dibanding kalian manakala budak laki-laki atau perempuannya berzina. Wahai umat Muhammad, demi Allah, kalau sekiranya kalian mengetahui seperti apa yang aku ketahui, niscaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis“
Syaikh Amin bin Abdullah asy-Syaqawi dalam Tata Cara Salat Khusuf, yang diterjemahkan oleh Abu Umamah Arif Hidayatullah, merinci tata cara salat gerhana sebagai berikut:
- Takbiratul Ikhram sebagaimana salat biasanya, kemudian membaca doa iftitah dilanjutkan dengan membaca ta’awuz dan Al-fatihah. Lalu membaca surat dalam Al-qur’an yang panjang, yang bacaannya dijahrkan (dikeraskan).
- Rukuk dengan membaca tasbih yang lama
- Iktidal dengan membaca samia’allah huliman hamidah, rabban wa lakal hamd.
- Setelah iktidal, kembali tegak dengan membaca Al-fatihah dan ayat Al-qur’an (pada berdiri yang kedua ini lebih singkat dari yang pertama).
- Rukuk kedua. Sama dengan rukuk yang pertama, tapi lebih disingkatkan, kemudian iktidal dan dilanjutkan dengan sujud dengan membaca bacaan salat biasa.
- Duduk di antara dua sujud seperti salat biasa, kemudian dilanjutkan kembali dengan sujud.
- Berdiri dari sujud, lalu mengerjakan rakaat kedua sebagaimana rakaat pertama, kecuali tidak membaca doa iftitah, dan lamanya lebih disingkatkan dari rakaat pertama.
- Tasyahud akhir sebagaimana pada salat biasa
- Salam dan setelah itu dilanjutkan dengan kutbah gerhana.
Wartawan: Nandito Putra