Konten Kreator: Profesi Terbaik Gen-z

(Sumber: www.damaremas.com/suarakampus.com)

Zimi Ahmat Akbar
Alumni Student Literacy Camp 2024
Prodi Perbankan Syariah
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam
UIN Imam Bonjol Padang
Email: zimia836@gmail.com

Kemajuan teknologi, kemudahan akses, daya tarik dan potensi media sosial, memberikan anak muda impian baru, menjadi influencer. Apalagi penghasilan dari media sosial bisa diandalkan dan cukup menjajikan. Selain uang, konten kreator juga dapat menerima barang gratis saat mempromosikan atau mengulas produk. Kajian sebelumnya tentang vlogging dan pembuatan konten di media sosial adalah bagian dari evolusi media sosial itu sendiri. Istilah media sosial kini umum digunakan untuk menyebut platform seperti Facebook, Twitter, Instagram, TikTok, dan YouTube.

Jika dilihat dari omzet dan pendapatan, bisa dikatakan inilah kekuatan pemasaran online (online marketing). Di era digital saat ini, hal tersebut merupakan sebuah kebutuhan dan bukan sebuah perubahan dalam industri periklanan. Banyak pemilik merek bekerja sebagai pemasok kontrak dan mencari kekuatan untuk memasarkan produk mereka melalui platform yang kuat. Ada banyak faktor dalam pencarian mitra yang ditentukan oleh situasi keuangan (anggaran) penyedia kontrak. Hal ini juga tergantung pada tingkat keterlibatan sponsor dengan pengikutnya. Penelitian yang dimuat dalam buku Jalean Wansi yang berjudul How do Instagram Inluencers Affect The Consumer Buying Behavior of Gen-Z?, memiliki setidaknya lima kategori kontributor berdasarkan jumlah pengikut. Level ini dimulai dari nano (1K-10K), micro (10K – 50K), med-tier (50K-500K), macro (500K – 1M) dan kemudian mega (>1M).

Rico Sapta Hadi adalah salah satu konten kreator terkenal di Sumatra Barat, dengan panggilan Da Lipp oleh pengikutnya di media sosial, pria yang berasal dari Kapubaten Agam dengan jumlah pengikut 108 ribu di akun Instagramnya. Berawal dari membuat content lucu-lucuan dubbing berbahasa Minangkabau bersama temannya, kini pemilik akun Instagram @ricosaptahadi berhasil menjadi konten kreator ternama di Sumatra Barat hingga di Indonesia. Kini pria yang biasa dipanggil pengikutnya Da Lipp membut content dengan mempromosikan kuliner, wisata, dan penginapan yang ada di Sumatra Barat. Pria dengan sapaan Da Lipp tersebut mengaku ternyata potensi konten kreator juga bagus untuk dikembangkan bagi kalangan muda saat ini, karena hasil yang cukup besar dan menjanjikan.

Kenapa Harus Konten Kreator?
 Fleksibilitas dan kebebasan di tempat kerja, generasi Z dapat bekerja secara mandiri dan mengatur waktunya dengan bertindak proaktif. Mereka berhak memilih konten apa yang ingin mereka garap, kapan dan di mana mereka menginginkannya. Hal ini tentu memberikan kebebasan dan kemandirian yang didambakan banyak generasi Z.
 Kekuatan penghasilan besar, orang-orang sukses dapat menghasilkan banyak uang melalui berbagai cara seperti endorsement, branding, periklanan dan penjualan produknya. Semakin banyak pengikut dan keterlibatan yang dimiliki semakin baik potensi penghasilannya.
 Peluang untuk berbagi minat dan fashion,bagi Generasi Z yang memiliki minat pada bidang tertentu, menjadi konten kreator dapat menjadi platform yang bagus untuk berbagi minat fashion kepada orang lain. Generasi Z dapat membangun komunitas online yang positif dan menginspirasi orang lain dengan konten yang kreatif dan edukatif.
 Membangun brand, generasi Z dapat menciptakan merek mereka sendiri yang kuat. Generasi Z dapat memposisikan diri sebagai ahli di bidang tertentu dan mendapatkan kepercayaan dari pengikutnya. Hal ini dapat memberikan peluang untuk berbagai kolaborasi dan proyek di masa depan. Profesi ini populer bagi generasi Z yang kreatif, ekspresif, dan bersemangat berbagi, menjadi pembuat perubahan karier yang menarik dan bermanfaat.

Jenis Konten Apa Saja?
Saat ini jenis konten sangatlah banyak karena kebutuhan setiap orang berbeda-beda. contoh jenis konten media sosial berikut:

 Konten Teks. Isi teks; termasuk dalam proses penulisan yang terdiri dari tahapan evaluasi, review, analisis, deskripsi, interpretasi dan penjelasan.
 Konten gambar. Ada pepatah yang mengatakan bahwa sebuah gambar bernilai 1000 kata (a picture is wort a thousand words), misalnya sebuah gambar diposting di Instagram dan makna dari gambar tersebut sangat bergantung pada sudut pandang orang yang melihatnya.
 Konten infografis. Infografis adalah gambar yang menyajikan informasi, data atau informasi secara visual, yang isinya biasanya dimuat pada saham, pasar atau harga beli sumber daya alam di Indonesia (misalnya kenaikan atau penurunan harga kebutuhan pokok).
 Konten meme. Meme adalah foto/gambar atau foto/video yang mengandung humor, sarkasme, atau kritik. Meme sendiri banyak kita jumpai di media sosial karena meme sendiri memang terkenal iseng, di media sosial populer kita bisa menemukan gambar-gambar yang membuat kita tertawa. Merasa geli atau bersalah dengan cara yang berbeda.
 Konten video umumnya berdurasi lebih pendek, sehingga memungkinkan pembuat konten membuat konten berdurasi pendek namun memiliki makna mendalam yang dapat dipahami dengan mudah dan efektif oleh pemirsa. Saat ini kita sering menemukan konten video seperti vlog, tutorial, fashion, memasak, gaming dan lainnya di YouTube atau Instagram.
 Konten podcast. Podcast biasanya ditemui  di situs Spotify, disini kita mendengarkan dua orang atau lebih membicarakan suatu hal, tidak hanya dalam skala kecil tapi semuanya bisa dimasukkan ke dalam podcast itu sendiri, seiring berkembangnya era podcast kita bisa menemukannya di Instagram dan YouTube. Podcast kini memiliki dua atau lebih pembicara dalam videonya.

Total
0
Shares
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous Post

Literasi Sebagai Investasi Masa Depan

Next Post

Ketakutan Yang Dijual: Mengapa Film Horor Indonesia Sering Memanfaatkan Unsur Agama?

Related Posts
Total
0
Share