Suarakampus.com- Pasca Pelaksanaan Musyawarah Senat Mahasiswa (Musema) UIN Imam Bonjol Padang, Kepengurusan Senat Mahasiswa periode 2023/2024 belum terlihat. Hal tersebut diakibatkan oleh delegasi dari jurusan tidak ada.
Diketahui bahwa Musema-U dilaksanakan pada tanggal 16 Februari 2023 yang lalu. Kegiatan tersebut digelar di Aula Mansur Kampus II Lubuk Lintah.
Ketua panitia Musema-U, Byan Faras Al Akbar mengatakan, delegasi peserta Musema dari setiap Fakultas tidak datang saat acara. Namun demikian, kepengurusan baru Sema-U belum juga ada. “Hanya lima peserta yang datang saat Musema,” ujarnya, Rabu (08/03).
Kepengurusan Sema-U sudah menyebarkan surat permohonan delegasi peserta Musema-U ke Ketua Jurusan selingkup UIN IB. “Selain itu, Sema- U telah mengirimkan surat untuk permintaan peserta musyawarah ke Sema setiap fakultas,” ungkapnya.
Sementara itu, Byan mengatakan Musema akan dilakukan pada bulan Ramadan. Kecuali, ada halangan. “Kalau belum siap, setelah lebaran akan kami lanjut Musyawarahnya,” ujarnya saat diwawancarai oleh tim suarakampus.com.
“Terkait peserta yang hadir lebih tepatnya ke sekretaris panitia Musema-U,” tambahnya.
Setelah dikonfirmasi ke Sekretaris Panitia Musema-U, Meisi Intan Khotimah mengatakan Musema tersebut dilaksanakan pada masa libur semester sehingga banyak delegasi dari fakultas banyak tidak mengikuti. “Untuk pelaksanaan Musema-U yang pertama hanya dihadiri oleh empat orang delegasi,” katanya.
“Sampai sekarang Musema-U masih berlanjut dan kepengurusan periode baru belum terbentuk,” katanya.
Menanggapi hal itu, Ketua Sema Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam FEBI, Febriano mengatakan panitia Musema meminta peserta Musema dan Sema Febi mengutus dua orang. “Surat yang dilayangkan oleh Sema-U hanya permintaan peserta Musema saja,” ungkapnya.
Febriano mengatakan seharusnya pihak Sema Universitas melakukan Open Recruitment sebelum Musema. Hal tersebut agar kepengurusan Sema U periode 2023/2024 jelas. “Dari Sema FEBI mengirimkan 2 delegasi peserta Musema saat itu,” ujarnya.
Tim suarakampus.com telah mengkonfirmasi Ke pihak Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ), bahwa sebagian jurusan tidak ada yang menerima suray permintaan delegasi peserta Musema-U tersebut. Seperti HMJ Perbandingan Mazhab (PM).
Demisioner Ketua HMJ PM, Randi Amrizka mengatakan, selama ia masih mengurus tidak ada menerima surat permintaan delegasi peserta tersebut. “Sejauh ini belum ada menerima surat tersebut,” ungkapnya, Selasa (11/04).
Berbeda dari PM, Demisioner Ketua HMJ Psikologi Fadil Nul Hakim mengatakan, surat permintaan delegasi peserta Musema sampai ke pihak jurusan. “Benar, Sema-U telah mengirimkan surat tersebut ke HMJ PI,” katanya.
Cepat Tanggap Wakil Ketua Sema-U
Kepengurusan baru Sema-U belum terbentuk, lantaran pihak panitia Musema kurang mensosialisasikan ke setiap fakultas selingkup UIN IB. “Akibat mereka tergesa-gesa untuk acara, sehingga proses demokrasi menjadi kecil,” Ujar Wakil Ketua Sema- U, Mardian Susanto.
“Dampaknya, delegasi dari fakultas kurang mengetehui informasi,” pungkasnya, Senin (06/03).
Sementara itu, selaku Presiden Mahasiswa (Presma) Nopalion mengungkapkan, pihak Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema-U) masih menunggu hasil Musema tersebut agar kegiatan pemilihan Presma periode 2023/2024 dapat dilaksanakan. “Kalau hasilnya juga belum keluar, kami berwenang untuk memberhentikan dan mengurus pergantian Sema-U selanjutnya,” lugasnya.
Ia berharap pergantian pengurus Sema-U dapat dilaksanakan dengan cepat dan baik. “Kita sangat berharap proses pergantian pengurus Sema-U bisa selesai segera mungkin,” harapnya.
Begini Tanggapan WR III
Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswa dan Kerja Sama Welhendri Azwar mengatakan, seharusnya Musema-U tersebut dilakukan di bulan akhir tahun 2022 yang lalu. Namun Sema- U hanya sibuk dengan aksi unjuk rasa. “Demo boleh saja, tapi jangan lupakan agenda yang dibuat,” ucapnya, Senin (10/04).
Lanjutnya, Welhendri mengatakan, Dema sudah kehilangan generasi disaat masa Covid-19. Maka WR III melakukan pembentukan pemimpin kampus tanpa demokrasi. “Tujuannya di tahun 2023 ini proses pemilihan Dema memiliki domokrasi, namun secara kenyataan tidak juga,” katanya.
Pembentukan kepengurusan baru dengan lewat Musema telah dilaksanakan. Namun dari fakultas tidak merespon akan kegiatan tersebut. “Sebenarnya kebutuhan mahasiswa, kalau mereka tidak tidak anggap penting, maka pemimpin kampus tidak ada,” tuturnya. (hrd)
Wartawan: Ummi Nadia (Mg), Mifa Nurhaliza (Mg)