Laras Kopi

Ilustrasi secangkir kopi (Foto: kompasiana.com)

Oleh: Hary Elta Pratama

Adakah seduh ku mengundang sendu
Atau malah hanya terbawa angin rindu
Sukma yang jauh di sana mulai tersapu
Tersiuh oleh dingin malam kelabu
Pahitnya tak terasa manisnya entah ke mana

Bersama dengan nikmat yang tak bersua
Akankah falsafah kopi sang pujangga mulai sirna
Terendam angan terkubur mimpi
Melirik sepi menunggu sunyi
Demi yang dinanti tak kunjung kembali

Harum bau mu menyulut rindu
Menyeret nestapa ke lembah cangkir ku
Hangat dirimu meruak bersama laras waktu
Menyeru tuk bangkit menghasut terbit
Lewat secangkir puisi empat bait

Berharap ayat-ayat kisruh lari terbirit-birit
Ocehanmu menaruh lapak renung
Goresanku menyemat agunan qalbu
Saling menilik demi kau yang tak kunjung
Bersama karsa yang terpaut dulu

Bukittinggi, 7 Februari 2021.

Total
0
Shares
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous Post

Sekretaris Daerah Sumatra Barat, Alwis Resmi Dilantik Jadi Plh Gubernur

Next Post

UKM Tarung Derajat UIN IB Adakan Open Recruitment Anggota Baru

Related Posts

Dia dan Rasa

(Oleh: Nala) Tentang tuan dengan segala ceritanyaIa teduh bagai hujan yang turunEntah sudah berapa kali tinta ini menulis…
Selengkapnya

Sajak Kebingungan

Oleh : Fachri Hamzah Kita terlena kenyamanan dan kesenangan, serta huru-hara yang menyengsarakan. Kita menutup mata untuk penindasan,…
Selengkapnya
Total
0
Share