Suarakampus.com- Demi menghilangkan kejenuhan karena sudah satu tahun lebih pandemi menghambat aktivitas, DigiTiket dan Bersukaria adakan virtual tour ke Turki. Virtual tour tersebut dipandu oleh Bilqis Nabila, peserta virtual diajak menyaksikan berbagai destinasi wisata Istanbul.
Tempat pertama yang menjadi destinasi wisata di Istanbul yaitu Hippodrome yang berlokasi di kompleks Sultan Ahmed Square. Bilqis Nabila menjelaskan dahulunya tempat tersebut juga dijadikan sebagai arena balap kuda pada masa Bizantium.
“Pada tempat itu ada tribun penonton dan raja, serta di tengahnya terdapat obelisk yang dibuat oleh orang-orang Binzantium dan Mesir,” jelasnya via Zoom Meeting, Minggu (16/05).
Meninggalkan Hippodrome, Bilqis Nabila mengajak peserta virtual memasuki area Hagia Sophia. Dengan membayar tiket sebesar 120 Lira atau sekitar Rp200.000 pengunjung sudah dapat menikmati keindahan Hagia Sophia yang berlapis ornamen-ornamen Kristen Ortodoks dan kaligrafi-kaligrafi bernafaskan Islam.
Lanjutnya, Hagia Sophia juga terkenal dengan sejarahnya sebab sudah tiga kali beralih fungsi. Pada awalnya Hagia Sophia difungsikan sebagai gereja oleh umat kristen ortodoks. Kemudian sejak di bawah kepemimpinan kesultanan Ottoman, Hagia Sophia beralih fungsi menjadi masjid. Lalu berubah menjadi museum di bawah kepemimpinan Republik Turki oleh Kemal Attaturk.
“Saat ini Hagia Sophia kembali berfungsi menjadi masjid pada kepemimpinan presiden Erdogan,” lugasnya.
Tak jauh dari Hagia Sophia, ia mengajak peserta menjumpai bangunan bernama Basilica Cistern yang dahulunya digunakan sebagai tempat penampungan air pada masa Bizantium, kemudian air tersebut dialiri ke seluruh penjuru istana.
Sambungnya, persis di hadapan Hagia Sophia, berdiri kokoh masjid yang sekilas mirip dengannya bernama Blue Mosque atau Masjid Biru dengan enam menara. Masjid tersebut di bangun oleh Sultan Ahmed pada masa kepemimpinannya.
“Penyebab masjid dinamai Blue Mosque karena interior masjid ini diramaikan dengan warna biru, mulai lantai marmer hingga langit-langit dipenuhi warna yang bila terkena pantulan sinar matahari akan menyibakkan warna biru nan indah,” jelasnya.
Ia menerangkan ada kisah unik di balik jumlah menara masjid yang enam. Saat itu, sultan meminta kepada arsitek untuk membangun menara masjid dengan lapisan emas.
“Emas dalam bahasa Turki ialah altin, sedangkan yang didengar oleh arsitek adalah alti yang berarti enam, alhasil berdirilah keenam menara itu,” terangnya.
Terakhir Bilqis Nabila memperkenalkan Topkapi Palace Museum dengan pesona bangunan yang menyerupai istana. Ia mengungkapkan museum itu dahulunya memanglah istana sultan dan sempat juga dijadikan rumah singgah oleh presiden Turki pertama, Attaturk.
“Yang teristimewa dari museum ini adalah terdapatnya baju, sandal hingga janggut Rasulullah. Juga terdapat baju Fatimah sebagai peninggalan sejarah yang sangat menarik bagi wisatawan muslim,” sampainya. (ulf)
Wartawan: Randa Bima Asra (Mg)