Oleh Zelzira Miky Lezia
Mahasiswa Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam
Tak perlu diperpanjang, jika hanya menguras hati
Seperti sungai yang deras, membawa luka ke laut tak bertepi
Mengapa harus bertahan dalam kabut yang pekat?
Jika cahaya menanti di ujung jalan yang lebih hangat
Ada hal yang lebih penting daripada sekadar menunggu
Berharap pada janji yang rapuh dan semu
Jika ia tak memberi ketenangan
Mengapa masih digenggam?
Bukankah tanganmu lebih indah tanpa beban yang menyesakkan?
Tak pula harus dipertahankan
Bila ia tak membaik
Seperti daun kering yang enggan jatuh
Meski rantingnya merintih
Mengapa merawat duri yang menusuk jari
Sedang taman bunga lain menanti untuk disinggahi?
Kita bukan akar yang harus terus merambat
Kita adalah burung yang layak mencari angin
Jangan biarkan dirimu tersesat dalam kebisingan
Sedang kebahagiaanmu menunggu dalam keheningan.
Kita berkewajiban menjaga diri
Bukan menyerahkan jiwa pada luka
Tak semua yang pergi harus ditangisi
Tak semua yang tinggal harus dirayakan lagi.
Jika hatimu terasa berat
Belajarlah melepaskan
Jika langkahmu terasa terhenti
Belajarlah melangkah pelan
Jauhkan dirimu dari hal yang menyulitkan
Karena kau berharga dari sekedar bertahan
Jadilah cahaya bagi dirimu sendir
Biarkan dunia menari mengikuti.