Mahasiswa 7 BSA-B Menampilkan Kisah Perang Saudara di Yaman Pada Panggung Masrahiyah

Penampilan Drama Jalak Putih oleh Mahasiswa BSA B. (Sumber: Rani/suarakampus.com)

Suarakampus.com- Mahasiswa Progam Studi (Prodi) Bahasa dan Sastra Arab (BSA), kelas 7-B menggelar Panggung Masrahiyyah yang bertema Menyulam Makna melalaui Panggung Drama. Drama yang mereka angkat bercerita tentang kisah panjang perang saudara di Yaman. 

Drama yang mereka angkat berjudul Jalak Putih, di mana sebuah penampilan yang menceritakan kisruh perperangan antara Republik Yaman dengan kerajaan Yaman. Jalak Putih sendiri merupakan pasukan terlatih bentukan kerajaan Yaman.

Selaku sutradara, Hasbunallah Haris mengungkapkan melalui jalak putih mereka mengisahkan sesuatu intim dari cerita panjang perang saudara di wilayah Yaman. “Cerita Jalak Putih mengisakan bagaimana kerajaan Yaman sudah mengalami krisis di tengah perperangan,” sebutnya.

Lanjutnya, dalam keadan seperti itu mereka kelompok Jalak putihnmengkhianati kerajaaanya sendiri. Tuhrum yang merupakan tokoh Jalak Putih berkhianat dengan membunuh rekannya. 

Pemeran Tuhrum pada Drama tersebut, Mutia Maulan Putri menggambarkan sosok yang dia perankan ialah seorang perempuan cerdas,  pembunuh berdarah dingin yang dilatih secara Militer. “Dia dilatih sebaik mungkin yang akhirnya berkhianat,” ungkapnya. 

Kerajaan Yaman yang sudah terlunta-lunta melibatkan anak-anak, perempuan dan orangtua dalam perperangan.  Askar adalah tokoh veteran tua,  sedangkan al-Yamani tokoh pejuang remaja.

Askar dan al-Yamani merupakan pejuang yang sangat tangguh dan semangat menumbangkan lawan mereka. Saat operasi penyusupan mereka berhasil membunuh tentara-tentara penjaga, namun mereka tetap tertangkap.  

Operasi mereka diketahui oleh musuh akibat Tuhrum, sehingga mereka disekap dan diikat. Penampilan tersebut ditutup dengan Tuhrum yang datang ke ruangan Askar dan al-Yaman disekap dan menghujani mereka dengan peluru. 

Akhirnya pengkhianatan Jalak Putih terbongkar, sehingga  Tuhrum sebagai pemerannya dibunuh oleh tentara. Kisah yang dimulai dengan membunuh dan disudahi dengan pembunuhan berupa memberi kesan, penyesalan adalah akhir dari perperangan. 

Selaku ketua BSO Saung Rasam, Ali Sakti Ritonga mengungkapkan penampilan Drama Jalak Putih sangat berkesan, dengan adegan pembunuhan dan perperanganya. “Cerita ini berhasil membawa penonton merasakan luka dan air mata,” tutupnya.  (red)

Wartawan: Ramdhani (Mg)

Total
0
Shares
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous Post

Mahasiswa 7 BSA-A, Mengangkat Cerita Sukamti Pada Panggung Drama Bahasa Arab

Next Post

Pentas Drama Bahasa Arab, 7 BSA-C Tampilkan Kisah Aisyah Anak Baik Hati

Related Posts
Total
0
Share