Suarakampus.com – Puluhan mahasiswa dari berbagai kampus di Sumatera Barat, kembali menggelar aksi Jilid II di depan Markas Kepolisian Daerah (Polda) , dengan tuntutan yang sama, yakni meminta Kapolda Sumbar menemui para demontrasi, Senin (21/4).
Presiden Mahasiswa Universitas Adzkia, Mama Satya Siregar menyatakan, merasa kecewa karena dalam aksi pertama, Kapolda tidak menemui peserta unjuk rasa. “Kemarin kami hadir ingin bertemu dengan Kapolda, tapi kami dikacangi,” katanya.
Menurutnya, demo ini bukan semata-mata ajang turun ke jalan tanpa dasar. Mereka hadir dengan tuntutan yang nyata, menghalau keresahan yang dirasakan masyarakat Sumbar. “Kami tidak datang membawa rencana kosong. Kami datang membawa suara rakyat,” lanjutnya.
Seorang mahasiswa dari Fakultas Hukum Universitas Andalas, Zul Safwan, juga menyampaikan, bahwa kondisi keamanan dan ketertiban di Sumbar kian meresahkan. Ia menyoroti banyaknya kasus yang belum ditangani secara maksimal oleh kepolisian.
“Sudah lebih dari 100 hari Kapolda menjabat, tapi kami belum melihat penyelesaian atas permasalahan yang paling mendesak. Beberapa janji belum ditepati, beberapa pekerjaan belum diselesaikan,” ungkap Zul.
Ia menambahkan, bahwa kepolisian sebagai pelayan publik harus hadir dan bertanggung jawab kepada publik yang membiayai mereka melalui pajak. “Kami selalu dimintai uang, tapi laporan tanggung jawab, kami ditolak mentah-mentah,” tegasnya.
Mahasiswa yang bergabung dalam aksi ini menyatakan, bahwa jika Kapolda kembali menolak untuk menemui mereka, maka itu adalah bentuk pengkhianatan terhadap rakyat yang kedua kalinya.
“Sepakat, kawan-kawan? Jika Kapolda tidak turun, maka ia membohongi kita dua kali!” seru orator yang langsung disambut dengan teriakan, “Sepakat!” (red)
wartawan : Rafki (mg), Nadia Defri Andra (mg), Raihani Salsabila (mg)