Suarakampus.com- Meski pelayanan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Perpustakaan UIN Imam Bonjol Padang dialihkan secara online, sebagian besar mahasiswa mengeluhkan perpustakaan online berbasis telegram. Pasalnya, telegram sebagai penunjang referensi dinilai kurang efektif.
Mahasiswa Program Studi (Prodi) Aqidah dan Filsafat Islam Nur Manna menuturkan, upaya yang dilakukan UPT Perpustakaan sudah baik mengingat perkuliahan masih diterapkan secara daring. Namun, menurutnya hal tersebut tidak efektif jika diterapkan untuk Mahasiswa baru (Maba).
“Saya amati sudah banyak referensi berbasis pdf maupun link tersedia, tetapi sebagian file tidak dapat dibuka. Jadi, menurut saya pihak UPT Perpustakaan harus memeriksa apakah link bisa diakses atau tidak,” ungkapnya, Senin (13/09).
Ia berpesan pihak pustaka mesti menciptakan terobosan baru kendati mekanismenya berbasis online. “Setidaknya perpustakaan dapat menyediakan ebook beserta mentor yang dapat memfasilitasi kebutuhan mahasiswa dalam mencari referensi,” tuturnya.
Senada dengan Nur Manna, Zahara Anggraini menuturkan telegram Repository UIN IB sebagai salah satu wadah rujukan referensi sering dijumpai eror. “Selama kuliah daring mahasiswa sulit dalam mencari referensi dalam memenuhi perkuliahan,” tutur Mahasiswa Sejarah dan Peradaban Islam itu.
Lain halnya dengan Mahasiswa Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fitri Akbar Emilia memandang keefektifan perpustakaan tergantung penggunanya. “Saya pikir jika mahasiswa berusaha mencari referensi di telegram, hal tersebut sangat efektif, apalagi pihak pustaka sering membantu mencarikan link untuk mengakses buku yang diinginkan,” katanya.
Ia berharap pihak perpustakaan bisa menambah referensi buku, terutama yang berkaitan dengan jurusannya. “Saya harap buku bertema pendidikan diperbanyak lagi,” harapnya. (fga)
Redaksi
