Media Sosial dan Pengaruhnya untuk Otak Manusia

(Sumber: Verlandi/suarakampus.com)

Oleh: Kamelia

(Mahasiswa Manajemen Pendidikan Islam UIN Imam Bonjol Padang)

Siapa saat ini yang tidak mengenal teknologi? Semua generasi saat ini tumbuh dan berkembang dengan teknologi. Teknologi telah mengubah berbagai aspek kehidupan masyarakat, termasuk dalam pembelajaran. Peserta didik kini dapat dengan mudah mengakses informasi dan data yang diperlukan. Dengan adanya teknologi, berbagai kegiatan masyarakat menjadi lebih mudah. Tidak hanya di dunia pendidikan, tetapi dalam dunia kerja pun, teknologi sangat membantu manusia.

Perkembangan teknologi saat ini memberikan dampak yang signifikan bagi semua usia. Salah satu contohnya adalah media sosial. Saat ini, media sosial yang paling banyak digunakan oleh masyarakat meliputi WhatsApp, Instagram, YouTube, TikTok, dan lainnya. Media sosial dapat memenuhi berbagai kebutuhan masyarakat, seperti berita, pembelajaran, hiburan, dan bahkan menjadi ladang untuk menghasilkan uang bagi penggunanya. Dengan adanya media sosial, banyak hal yang terasa lebih mudah didapatkan. Kita dapat mengakses berbagai informasi dan data dari seluruh dunia hanya dengan satu alat, yaitu ponsel.

Namun, meskipun media sosial memiliki dampak positif bagi kehidupan masyarakat, media sosial juga memiliki dampak negatif yang sangat merugikan, terutama terhadap otak dan psikologis seseorang, khususnya bagi remaja dan anak-anak. Seorang psikolog dari Universitas Indonesia, A. Kasandra Putranto, menyatakan bahwa remaja yang terlalu banyak menghabiskan waktu di media sosial biasanya akan kehilangan jam tidur setiap malam. Hal ini terjadi karena mereka merasa perlu untuk selalu mengecek media sosial dan memastikan bahwa mereka selalu up to date dengan apa yang sedang terjadi.

Seorang kepala sains di American Psychological Association (APA), Mitch Prinstein, mengatakan bahwa pada masa dewasa, penggunaan media sosial juga dikaitkan dengan aktivasi pusat penghargaan di otak. Namun, terdapat dua perbedaan utama yang dapat mengurangi bahayanya.

Selain itu, sebuah studi terbaru di Journal of the American Medical Association (JAMA) Pediatrics melakukan penelitian yang menemukan bahwa anak-anak yang terbiasa mengecek media sosial mengalami perubahan di bagian otak yang mengendalikan penghargaan dan hukuman sosial. Penelitian tersebut menunjukkan hubungan antara tingkat penggunaan media sosial yang tinggi dan peningkatan depresi di kalangan remaja sekolah menengah pertama dan atas. Ada bukti baru yang menunjukkan bahwa media sosial juga dapat mengubah perkembangan otak.

Seorang neuropsikolog di NewYork-Presbyterian/Weill Cornell Medical Center, Dr. Heidi Allison Bender, menyebutkan bahwa ada banyak daerah berbeda di otak remaja yang terpengaruh oleh kebiasaan menggunakan media sosial. Salah satunya adalah amigdala, yang merupakan pusat emosional otak dan lebih banyak terpengaruh. Amigdala adalah bagian otak yang membuat kita merasa takut dan bereaksi. Selain itu, bagian otak yang bertanggung jawab untuk penilaian, penalaran, dan penghargaan, yang disebut korteks prefrontal dorsolateal, juga terpengaruh oleh penggunaan media sosial yang sering. Daerah otak lain yang terlibat dalam pemrosesan emosi positif atau negatif menunjukkan sensitivitas yang lebih rendah terhadap antisipasi sosial pada mereka yang lebih sering mengecek media sosial dibandingkan dengan mereka yang tidak.

Dampak negatif media sosial dapat terjadi ketika seseorang mengalami perasaan tertekan yang tinggi, seperti keinginan untuk selalu up to date atau untuk memiliki unggahan foto dan tulisan yang sempurna. Semua tekanan tersebut akhirnya menimbulkan kekhawatiran berlebih, yang dapat menjadi gejala depresi dan kecemasan.

Dampak negatif media sosial terhadap kesehatan bergantung pada cara kita menggunakannya. Jika digunakan dengan bijaksana dan secukupnya, media sosial dapat menjadi sarana yang efektif untuk menciptakan hal-hal positif dalam kehidupan manusia. Namun, hal sebaliknya juga bisa terjadi.

Total
0
Shares
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous Post

Mutiara di Tengah Badai

Next Post

Ikatan Mahasiswa Labuhan Batu Selatan Kota Padang Gelar Seminar Pendidikan

Related Posts
Total
0
Share