Suarakampus.com- Guru Besar Fakultas Ushuludin dan Studi Agama (FUSA) UIN Imam Bonjol Padang, Rusydi memasuki masa purnabakti setelah mengabdikan diri selama 31 tahun. Katanya dirinya merasa bangga menjadi bagian dari keluarga FUSA.
“Selama 31 tahun saya mengajar dan selalu di FUSA, rasa kebersamaan dan kekeluargaan sangat terasa bagi saya,” ungkapnya saat diwawancarai suarakampus.com, Senin (06/12).
Lanjutnya, walaupun secara resmi telah memasuki masa purnabakti, ia mengatakan akan tetap mengabdi sebagai tenaga pendidik jika masih dibutuhkan kampus, baik mengajar di UIN IB, Sekolah Tinggi Agama Islam Pengembangan Ilmu al-Qur’an (STAI-PIQ) Sumatera Barat (Sumbar), dan Universitas Muhammadiyah Sumbar.
“Saya tetap berbakti dalam memelihara nilai-nilai Alquran sebagai pendidik jika masih dibutuhkan,” ungkapnya.
Ia telah mengajar di FUSA sejak tahun 1990, dan selama pengabdian terdapat begitu banyak pengalaman yang begitu berkesan baginya. “Mengajar di FUSA merupakan kesempatan yang berharga selama perjalanan hidup saya di UIN IB,” tuturnya.
Menurutnya, jati diri UIN IB tertetak pada FUSA karena terdapat Prodi Studi Agama-Agama yang merupakan pilar utama dari ajaran Islam. “Saya bangga mengajar di fakultas tersebut,” ungkapnya.
Rusydi juga menyoroti, selama menjadi dosen ia cukup kesulitan saat mengajar mahasiswa, karena tidak semua mahasiswa berlatar belakang lulusan sekolah agama. “Ada mahasiswa yang berasal dari SMA, SMK, maupun STM. Walau susah payah mengajar, alhamdulillah bisa berhasil dengan baik,” ucapnya.
Meski mendapati kesulitan, Rusydi merasa senang selama masa pengabdiannya. Pasalnya dirinya bisa ambil bagian melahirkan kader-kader dakwah. “Kader-kader sudah bertebaran di seluruh Indonesia, sebagian yang saya tahu lebih banyak berprofesi sebagai dosen mata kuliah Ilmu tafsir,” tuturnya. (ulf)
Wartawan: Muhammad Iqbal