Oleh: Dinni Jannatul Putri
Meraihmu di ufuk timur
Aku tersesat dalam semak belukar
Kehilangan arah lalu kebingungan
Dan ku berjalan tanpa tujuan
Kompasku sebagai pegangan, terjatuh bergulir ke dalam jurang
Aku berteriak meminta tolong
Hanya kicauan burung menyahuti, menertawakan
Grasak grusuk dalam semak yang bertumpuk hingga membuatku semakin lunglai
Tungkaiku tak lagi sanggup berjalan
Mataku tak lagi sanggup menangis
Suaraku hilang tak lagi bisa bicara
Tanganku kaku untuk berpegangan agar bisa berdiri
Terduduk di tanah basah tanpa alas
Dan aku menyeringai menertawai diri
Kebodohan dan kecerobohan bergerilia, hingga perjalanan terarah pupus sia-sia
Aku benar-benar mengembara di rimba tak berarah
Menikmati hembusan angin yang menusuk ke tulang
Ditemani sunyi, sepi, hampa dan harap
Harapanku untuk kembali
Untuk bisa melihat hiruk pikuknya jalanan yang kian padat
Kembaliku tersadar dalam kenyataan pahit yang meremukkan
Aku harus berjalan ke arah angin yang melambai menyapa ranting dan dedaunan
Hingga aku berhasil mengakhiri pengembaraan di ujung malam pekat
Perjalanan menuju pulang yang tak berarah
Demi kau
Di ufuk timur yang begitu membuatku merindu
Segala takut di malam pekat sirna entah kemana
Ditemani oleh suara burung hantu yang terbangun
Aku terus berusaha tegak, lalu berdiri tegap
Melangkah sigap dengan kaki yang lunglai
Mengayunkan kekakuan sepasang tangan yang tak terhindarkan
Mencoba mengolah benak untuk bisa berfikir
Mencari cara untuk terus memerangi kebingungan
Agar aku bisa kembali kepadamu di ufuk timur
Menikmati hangat pelukmu yang semakin membuatku rindu