Mengenal Peradaban Pra-sejarah Melalui Museum Manusia Purba Sangiran, Jawa Tengah

Potret Museum Manusia Purba Sangiran, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah. (Sumber : Isyana/suarakampus.com)

Suarakampus.com- Museum Manusia Purba Sangiran, Kabupaten Sragen, Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu destinasi yang menarik untuk dikunjungi ketika liburan. Selain untuk mengisi waktu luang, pengunjung juga mendapat edukasi mengenai sejarah terbentuknya peradaban zaman purba, Jumat (04/12).

Berdasarkan pengamatan tim suarakampus.com, Tiket yang ditawarkan mulai dari Rp15.000 perorangan untuk turis dalam negeri dan untuk turis asing sekitar Rp30.000.

Diketahui, jam operasional museum ini adalah pada pukul 08.00 hingga pukul 16.00. Tetapi selama bulan puasa, museum baru dibuka pukul 08.30 hingga 14.30 saja. Sedangkan saat lebaran, jam operasional diperpanjang karena banyaknya wisatawan yang berkunjung.

Marwandi sebagai pemandu (tourist guide) , menyatakan tempat ini didirikan pada tahun 1974 oleh seorang peneliti Belanda bernama Von Koenigswald yang menemukan manusia purba. “Museum ini sudah diresmikan oleh UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) pada tahun 1996,” katanya.

Ia menjelaskan tentang tentang asal-usul manusia purba yang dibagi menjadi tiga spesies, yakni Meganthropus Paleojavanicus, Pithecanthropus, dan Homo Sapiens yang bisa disebut dengan manusia modern. “Jadi kita ini adalah generasi terakhir yaitu Homo Sapiens atau Manusia Modern tetapi bukan juga dari kera maupun manusia purba melainkan dari Adam dan Hawa,” ungkapnya.

Ia melanjutkan, di museum ini tidak hanya manusia purba yang dijelaskan melainkan juga asal-usul terbentuknya Sangiran. “Awalnya adanya suatu pengangkatan tanah yang dulunya sebuah laut lalu rawa maka surut jadilah tanah Sangiran ini,” jelasnya.

Ia mengatakan, Sangiran yang dulunya laut adanya tekanan tanah dari bawah dan samping lalu bukit setelah itu berubah menjadi lingkungan rawa sehingga munculah kehidupan binatang (fauna) pertama kali di Sangiran. “Seperti binatang gajah, banteng, buaya, kura-kura, rusa dan banteng,” sebutnya.

Kemudian, Ia menerangkan, museum ini adalah sebuah bentuk cagar budaya yang dilindungi oleh pemerintah. “Salah satunya sebagai situs cagar alam seperti fosil-fosil yang tertimbun dengan tanah,” tuturnya.

Ia berharap, semoga pengunjung banyak mengenang sejarah di masa manusia purba. “Supaya museum Sangiran nanti kedepannya bisa dibangun dengan fasilitas yang rapi dan melestarikan sejarah manusia purba,” tutupnya. (rhm)

Wartawan : Isyana Nurazizah Azwar (Mg)

Total
0
Shares
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous Post

Ormawa Kampus, Arahnya Kemana?

Next Post

Semarak Hari Raya, Tazakka Menangkan Lomba Pacu Kelereng Tingkat Anak-anak

Related Posts
Total
0
Share
410 Gone

410 Gone


openresty