Oleh: Ulfa Desnawati
Ku buka kelopak mataku
Helaan nafas masih ada di sini
Langkah beratku berubah ringan
Mendengar merdunya suara, syahdu, aku rindu suara itu
Entah sudah berapa lama aku tak mendengarnya
Air itu mulai menyentuh wajahku
Dingin namun terasa begitu hangat
Allahu Akbar, kata itu yang pertama keluar dari bibirku
Pikiranku terpusat pada satu poros
Pemilik keabadian
Langkahku terhenti pada mata yang tertutup
Atau hati yang belum terketuk
Aku merasa sunyi di tengah keramaian
Ketika mata ini tertuju padanya
Yang terlelap pada dunia yang fana
Bibir ini terasa berat berbicara
Namun hati memperteguh keyakinan yang ada
Ku sapa dia yang tengah tersadar
Matanya yang besar membuatku segan
Namun, segan ini tak ada apa-apanya dibanding seganku pada sang Pencipta
Ah, dia meringis melihatku
Merasa dunia ku rebut sementara
Ku ketuk hatinya
Berharap terbuka
Pariaman, 15 Maret 2021