Suarakampus.com- Kebudayaan merupakan tanggung jawab kaum milenial untuk mempertahankan warisan budaya tersebut. Arkelog Alfi Noranda mengatakan, warisan budaya Minangkabau adalah hasil karya masyarakat.
“Karya anak daerah tersebut menjadi sebuah kebudayaan bagi masyarakat Minangkabau,” katanya, Kamis (17/11).
Lanjutnya, kebudayaan masyarakat Minangkabau juga sudah dirilis di luar negeri, beberapa negara seperti Amerika Serikat, Rusia itu pernah menayangkannya. “Budaya yang diadaptasi berupa tari-tarian, silek, randai, surau, dan gadis Minang,” sebutnya.
“Itu semuanya merupakan warisan budaya pemuda Minangkabau dahulunya, dan jangan sampai karya yang telah go internasional ini hilang begitu saja,” tambahnya.
Kemudian, kata dia kaum milenial dapat mengenal budaya lewat lingkup perkembangan pemikirannya seperti, keluarga, sekolah, perguruan tinggi, dan lingkungan sosial. “Kita juga bisa mengenal budaya itu melalui peninggalan lama yaitu, prasasti, arsip, buku, surat, dan berbagai keterangan sejarah lainnya,” ucapnya ketika menyampaikan materi.
Ia menuturkan bahwa, cagar budaya merupakan bukti dari warisan budaya lama yang disimpan rapat untuk menjaga esensialnya. “Cagar budaya berperan sebagai wadah meningkatkan karakter dan kesejahteraan Indonesia, dengan tetap menjaga situs-situs sejarah berupa bangunan, kawasan, arsitektur, dan benda peninggalan,” jelasnya.
Alfi menyampaikan, milenial merupakan generasi unggul yang mampu mengelola objek cagar budaya menjadi sesuatu yang bermanfaat, hal tersebut menjadi wadah juga untuk memperkenalkan budaya Minangkabau kepada masyarakat luar.
“Sebagai mahasiswa kita memiliki kewajiban untuk mensosialisasikan kepada masyarakat mengenai kebudayaan lama, supaya budaya terdahulu dapat hidup kembali seperti pemakaian Arab Melayu,” pungkasnya. (ndn)
Wartawan: Zaitun Al Husna, Febrian Hidayat (Mg), Muhammad Zul Pitra (Mg)