Suarakampus.com– Pertanyakan kehadiran Fadly Amran, Calon Wali Kota Padang dalam kegiatan Pengenalan Budaya Akademik Mahasiswa (PBAK) di Fakultas Sainteks dan Teknologi, Organisasi Mahasiswa (Ormawa) selingkup UIN IB gelar aksi unjuk rasa. Aksi ini melibatkan Ormawa dari Fakultas Syari’ah, Fakultas Ushuluddin, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam serta Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi di Gedung Rektorat Kampus III, Kamis (22/8/2024).
Aksi ini dipicu oleh unggahan di akun Instagram resmi panitia PBAK yang awalnya menyebut kehadiran calon Walikota Padang, namun kemudian diubah. “Kami ingin tahu kenapa di narasikan ketika diposting Instagram itu calon wali Kota Padang dan setelah itu diganti menjadi narasi Ketua Kebuminang,” ungkap Satria Verchelino, perwakilan Senat Mahasiswa FDIK.
Selain itu, Hidayatul Fikri, Ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa FDIK, menyatakan kekecewaan mereka terhadap situasi ini. “Kampus bukan tempatnya untuk politik, tapi tidak ada tanggapan dari panitia sampai sekarang,” katanya dengan nada frustasi.
Para demonstran menuntut penjelasan dari pihak rektorat dan panitia PBAK. “Kami minta klarifikasi dari pimpinan rektorat, pimpinan PBAK, maupun panitia PBAK teknis,” tegas Satria, mewakili suara para peserta aksi.
Menurut informasi yang diterima, ketua teknis PBAK mengaku tidak mengetahui rencana kehadiran calon Wali Kota Padang. “Laporan dari ketua teknis tadi, tidak ada informasi bahwa Saintek menghadirkan calon walikota Padang dan dia juga terkejut kenapa ada beliau,” jelas Hidayatul.
Dalam hal ini, para mahasiswa khawatir kejadian ini dapat mencoreng nama baik kampus. “Kami tidak ingin ada permusuhan dengan kawan-kawan Saintek. Kita sama-sama mahasiswa, tapi yang menjadi permasalahan bagi kita adalah pimpinan,” tegas Hidayatul di hadapan massa.
Menanggapi aksi ini, Bapak Welhendri, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, mengakui bahwa kejadian tersebut di luar kendali pihak rektorat. “Saya minta maaf karena PBAK dua hari ini diserahkan sepenuhnya ke fakultas,” sampainya.
“Rektorat, tim panitia rektorat tidak ikut,” tambahnya.
Welhendri juga menegaskan, bahwa pihak rektorat telah mengingatkan panitia untuk berhati-hati dalam mengundang narasumber. “Saya sudah ingatkan, bahkan Ketua Panitianya saya katakan, hal-hal seperti mengundang narasumber, harus dipilih yang paling netral,” ujarnya.
Aksi ini menunjukkan kepedulian mahasiswa terhadap netralitas kampus dari kepentingan politik praktis. “Kami berharap ada penjelasan kenapa calon Walikota Padang ini diundang ke sini,” tutup Hidayatul, mewakili aspirasi para demonstran. (sri)
Wartawan : Fitri Suhama, Verlandi Putra, Winda Nurchairani.
Berita ini telah diterbitkan pada tanggal 22 Agustus 2024 pukul 16.03 dan diedit kembali oleh redaktur pada tanggal 24 Agustus 2024 pukul 08.23 karena adanya kesalahan informasi.