Suarakampus.com- Jurnalis Unit Pelaksana Teknis (UPT) Hubungan Masyarakat (Humas) dan Media Universitas Negeri Surakarta (UNS), Bayu Aji Prasetya mengatakan kepiawaian jurnalis dalam menulis berita penting diterapkan. Sebab kata dia, data yang tidak benar bakal memunculkan protes di website media online.
“Hal ini dikarenakan sikap jurnalis yang tergesa-gesa dan kurang mengumpulkan data, sehingga terjadi penyimpangan antara tulisan dan fakta,” katanya pada diskusi publik via Google Meet, Rabu (09/02).
Kata dia, semestinya sebelum menulis berita, seorang jurnalis harus memahami isu dan mengidentifikasi kebenaran dari ucapan narasumber. “Kesalahan statement atau pernyataan dari narasumber bisa berdampak buruk kepada medianya,” ucapnya.
Bayu menjelaskan dalam menyikapi hal tersebut, jurnalis juga perlu melakukan cek ulang terhadap data yang dikumpulkan, untuk menghindari informasi yang salah. “Ini dapat berakibat fatal terhadap kebenaran berita yang ditulis jika tidak diterapkan,” pungkasnya.
Sementara itu, ia juga menyoroti jurnalis wajib menghindari rasa takut selagi berita yang disebarkan benar sesuai fakta. Meski nantinya, bakal mendapatkan protes dari pihak yang tidak senang dengan berita tersebut. “Untuk apa takut jika berita tersebut berdasarkan fakta dan memiliki narasumber yang jelas,” jelasnya.
Ia menuturkan kebebasan berekspresi bagi jurnalis termasuk bebas mencari dan mendapatkan informasi dari berbagai sumber. ” Jurnalis bebas berekspresi dalam menuliskan beritanya, selama tidak melanggar aturan jurnalistik,” tutupnya. (nsa)
Wartawan : Zaitun Ul husna (Mg)