Oleh: Danil Akmal (Mahasiswa UIN Imam Bonjol Padang)
Di kala pikiran menjadi sebuah ancaman
Hati datang membawa pesan berupa tangisan
Fisik pun menjerit padahal itu cuma cucuran
Tetesan demi tetesan kau ubah menjadi goresan yang berujung pada penderitaan
Bicara di bawah sadar
Berpikir merujuk pada kesalahan nalar
Ketikan demi ketikan
Hujatan demi hujatan
Mereka datang menjadi sebuah saran
Bicara terus-menerus tentang pembenaran
Yang berujung pada objek pembuat kesalahan
Tanpa dia tau instropeksi adalah sebuah jalan pembenaran
Jika datang sebagai persinggahan
Jangan hina mereka dengan sebuah kesalahan
Hingga kau lupa mengapa mereka berkorban
Demi sebuah alasan persinggahan
Jangan kau membela diri dengan kata bernada tinggi hati
Tanpa kau sadari di sini ada yang tersakiti
Kau tau kenapa mereka membenci gersang
Padahal di sana adanya penerang
Karena mereka hanya akan mengingat syukur di atas derasanya hujan
Kau mungkin sadar dengan yang kau lakukan
Tapi tak membawamu pada pembenaran tindakan
Sekilas tampak seperti pesan dari pengkhianatan
Namun itu tergantung penilaian atas keegoisanmu
Mengapa pertemuan dapat menciptakan sebuah kerukunan
Namun pada akhirnya pertemuan pula yang memutus sebuah kedekatan
Aku memang tak seperti mereka, namun kau perlu ingat
Tak ada satu pun dari mereka yang dapat menyamaiku
Pasia, 01 Juni 2021.