Peran Penting Moderasi Keagamaan Ciptakan Stabilitas Negara

Webinar Moderasi Beragama di Perguruan Tinggi (Foto: Ulfa/suarakampus.com)

Suarakampus.com- Moderasi keagamaan lahir untuk menciptakan keharmonisan antar pemeluk agama, agar memperkuat stabilitas negara. Untuk memperkuat hal tersebut, Universitas Islam Negeri (UIN) Imam Bonjol Padang gelar webinar bertajuk Moderasi Beragama di Perguruan Tinggi secara virtual, Rabu (23/06).

Rektor Universitas Negeri Padang (UNP), Ganefri mengatakan terdapat empat tanda perilaku moderat yaitu cinta tanah air, punya toleransi tinggi, anti kekerasan dan akomodatif terhadap budaya lokal. “UNP telah melakukan berbagai pendekatan moderasi dan kami menerapkan hal itu kepada mahasiswa untuk menjaga stabilitas negara melalui moderasi,” katanya.

Sambungnya, moderasi keagamaan tidak menghilangkan budaya lokal dan harus dilakukan dengan pendekatan seperti pendekatan kelembagaan dengan peran studi, program studi dan mata kuliah pendidikan, melibatkan Organisasi Mahasiswa (Ormawa), serta pendekatan kemahasiswaan.

“Pendekatan ini bakal lahir ketika mahasiswa yang memahami keberagaman bahwa mereka perlu menyadari Indonesia berasal dari berbagai kultur, sehingga terciptalah harmoni sosial,” ucapnya.

Khatib Aam Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Yahya Cholil Staquf menuturkan moderasi merupakan hal penting yang fundamental di kalangan akademisi.

“Saya memandang akademisi perlu melakukan elaborasi moderasi dalam wacana akademik yang diperluas,” katanya.

Sambungnya, radikalisme dikhawatirkan menganggu keharmonisan sosial, ketika suatu kelompok menggangu kelompok lain nantinya bisa menyerang keberadaan negara Indonesia.

“Mengenai kreativitas seseorang itu tidak dipermasalahkan asal tidak menganggu orang lain,” tuturnya.

Ia mengatakan terdapat narasi terkait berdirinya Islam yaitu kejujuran pemeluk yang benar-benar beriman, serta Islam lahir di tengah-tengah yang memusuhinya, sehingga Islam bisa mencari jalan keluar dari setiap persoalan yang dihadapi dengan jalan terbaik.

“Melalui dua hal ini, kita harus memikirkan tatanan baru yang membangkitkan bangsa ini,” tutupnya. (gfr)

Wartawan: Ulfa Desnawati

Total
0
Shares
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous Post

Hindari Kuman di Dapur, Berikut Langkahnya

Next Post

Koordinator Pustaka Kampung Mata Wae: Masyarakat Wajib Lanjutkan Perjuangan Soekarno

Related Posts
Total
0
Share
410 Gone

410 Gone


openresty