Suarakampus.com- Massa aksi Hari Tani Nasional meminta masuk ke halaman Kantor Gubernur Sumatra Barat untuk melaksanakan Salat Ashar bersama dan audiensi. Namun, pihak kepolisian menolak usulan tersebut dan hanya memperbolehkan 15 orang perwakilan dari perwakilan massa aksi.
Koordinator aksi menyebut mahasiswa dan petani datang ke sini hanya untuk bertemu gubernur. “Kami bakal menyampaikan aspirasi dan keluhan kami sebagai petani, tapi sama-sama kita lihat gubernur tidak ada di lokasi,” katanya.
Sempat terjadi ketegangan dan aksi dorong antara massa aksi dan polisi. Pada akhirnya, ketegangan tersebut berhasil diredakan.
Massa aksi membubarkan diri pukul 17.30 WIB, setelah perwakilan petani tersebut keluar dari kantor Gubernur.
Di lain tempat Direktur Lembaga Bantuan Hukum Padang Indira Suryani menjelaskan, saat audiensi pihak gubernur akhirnya menerima poin-poin tuntutan sejumlah peserta aksi. “Ketika audiensi berlangsung, gubernur diwakilkan Kepala Dinas Kesatuan Bangsa dan Politik (Kadis Kesbangpol), Kadis Pertanian dan Kadis Peternakan Sumbar,” katanya.
“Mereka (perwakilan gubernur, red) katanya bakal memenuhi aspirasi petani, bahkan kontak perwakilan petani pun juga diminta oleh para Kadis tersebut,” tutupnya.
Wartawan: Fachri Hamzah