Suarakampus.com- Persatuan ojek Sungai Bangek (Seiba) melarang driver mobil Maxim, Grab dan Gocar di sekitaran kampus III UIN Imam Bonjol Padang. Hal itu dikarenakan banyaknya oknum nakal yang tidak sesuai aturan.
“Ada yang membawa mahasiswa tanpa adanya orderan hanya mengambil mahasiwa yang lewat, sebenarnya boleh lewat tetapi dibuktikan dengan orderan,” kata Firman salah seorang perwakilan persatuan pemuda ojek Seiba itu, Kamis (16/03).
Lanjutnya, larangan tersebut hanya untuk menertibkan sementara sampai semua mahasiswa pindah kos ke Seiba. Sementara itu, persatuan ojek Seiba memiliki perencanaan untuk membuat aplikasi online. “Kami sudah menerima proposal terkait hal ini bersama dengan persatuan angkot,” ungkapnya.
Salah seorang driver mobil Maxim, Ari Yogi menyampaikan keprihatinannya atas keputusan pemuda setempat padahal pihak mahasiwa diuntungkan jika menggunakan Maxim. “Bukan saya, tetapi mahasiswa yang mengeluh tarif ojek biasa lebih besar, sedangkan jika menggunakan Maxim mereka bisa patungan,” sebutnya.
Sementara itu mahasiswa Program Studi (Prodi) Psikologi Islam (PI) Saryati menuturkan, dirinya merasa terbantu jika menggunakan jasa Maxim sebab tarif yang patokkan lebih murah dibandingkan dengan menggunakan ojek biasa.
“Saya pergi kuliah bersama teman kos menggunakan Maxim dan patungan sebesar Rp 4.000 per orang, sedangkan naik ojek harus mengeluarkan uang sebesar Rp 7.000,” paparnya.
Ia berharap, pihak kampus mengambil jalan tengah terhadap hal tersebut sehingga tidak merugikan pihak manapun. “Semoga Maxim, gocar bisa kembali diperbolehkan untuk ke kampus,” tutupnya. (ifw)
Wartawan: Ummi Nadia (Mg)