Suarakampus.com- Selaku Wakil Redaktur Pelaksana (Waredpel) Analisadaily.com Bambang Riyanto mengatakan seorang jurnalis investigasi reporting harus memiliki keberanian berhipotesis demi membuktikan sebuah fakta yang tersembunyi. Hal ini disampaikan saat pada acara Pelatihan Jurnalistik Tingkat Lanjut Nasional (PJTLN) Pena Persma 2021, di Kota Medan, Kamis (2/12).
Katanya, dalam liputan investigasi reporting seorang jurnalis harus berani menunjuk sebuah fakta tersembunyi. “Seorang jurnalis investigasi berada pada satu tujuan bahwa ada suatu kasus besar yang diselidiki,” jelas pria yang akrab disapa Bembeng itu.
Selain itu, ia menuturkan bahwa sikap skeptis harus ditanam pada jurnalis investigasi, karena sikap itulah merupakan sikap ingin mengetahui sesuatu lebih dalam. “Keraguan suatu informasi harus ditanam pada jurnalis, sebab itu jurnalis ingin menyelidiki informasi lebih dalam,” tuturnya.
Kemudian ia menyatakan, dalam investigasi reporting seorang jurnalis harus memiliki perencanaan. Perencanaan tersebut dimulai dari sifat ragu-ragu seorang jurnalis terhadap informasi yang dia terima.
“Sebagai seorang jurnalis muda yang penuh semangat dan punya rasa skeptis begitu tinggi, sebagai langkah awal buatlah perencanaan,” ucapnya.
Lanjutnya, seorang jurnalis wajib memiliki tiga perencanaan utama sebelum melakukan investigasi. “Jurnalis harus menentukan angle, listing dan schedule,” lanjutnya.
Tidak habis sampai di situ, Bembeng mengatakan seorang jurnalis investigasi juga harus mempunyai data awal. Agar dapat memperkuat data yang diperoleh. “Kita harus memiliki riset terlebih dahulu, karena itu akan memperkuat informasi yang kita peroleh,” tuturnya.
Diakhir penyampaiannya ia menjelaskan investigasi reporting merupakan liputan yang sangat sulit dan berbahaya dilakukan bagi seorang jurnalis. “Reportase investigasi sangat sulit, bahkan butuh waktu pengerjaannya berbulan-bulan,” tutupnya. (gfr)
Wartawan: Hungri Somi Julta