Pinjol di Kalangan Kampus, Menguntungkan Kapitalis

Tangkap layar diskusi mengenai mahasiswa ITB via live YouTube(sumber: Isyana/suarakampus.com)

Suarakampus.com- Back To Muslim Identity (BMI) diskusi mengenai persoalan mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) bayar kuliah dengan pinjaman online (Pinjol). Kegiatan diadakan via Live YouTube Kamis (01/02)

Luluk Farida selaku narasumber menyatakan berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pengguna Pinjol memang di antaranya guru dan mahasiswa. “Tidak hanya ITB, melainkan ada sekitar 43 kampus terjerat kasus ini dan bekerja sama dengan Danacita,” ucapnya.

Ia mengatakan, dari sekian pembayaran UKT terdapat Student Loan (pinjaman mahasiswa) yang menjadikan sebuah perdagangan melalui pendidikan. “Sebenarnya ini bukan hanya ada di Indonesia, melainkan negara lain sudah lebih dulu melakukan,” tuturnya.

Kemudian, ia melanjutkan pada undang-undang pasal 85 (2) bahwa pendanaan pendidikan tinggi bersumber dari biaya pendidikan yang ditanggung oleh mahasiswa sesuai dengan kemampuan mahasiswa, orang tua, atau pihak lain yang membiayainya.

“Dalam Pandangan tersebut tentu menambahkan pihak lain untuk membayar pendidikan dengan program-program pinjol melalui Danacita, dan akhirnya akan diberikan bunga,” katanya.

Ia menjelaskan Islam telah melarang riba maupun kredit tetapi pemerintah justru memberikan ruang. “Bukannya memfasilitas pendidikan, negara malah memberikan alternatif melalui pinjaman online dengan membayar bunga yang sangat diharamkan,” katanya.

Selain itu, ia menyampaikan fenomena ini jika dibiarkan akan merebak pada jenjang pendidikan lainnnya. “Akan muncul pinjaman-pinjaman online di berbagai masyarakat untuk membiayai pendidikan selain kampus,” sampainya.

Ia mengatakan, negara Malaysia yang telah melakukan program Student Loan, sasarannya ke berbagai kalangan yang menguntungkan perusahaan besar mendapatkan bunga. “Hasilnya akan melegalkan pihak kapitalis dengan mendapatkan bunga yang bukan hanya dari golongan tidak mampu, bebernya.

Ia mengatakan negara ini sangat mampu untuk menjalankan sistem ekonomi Islam. “Jangan sampai generasi kita terjebak dalam kemungkaran yang sepatutnya tidak terjadi,” harapnya. (red)

Wartawan: Isyana Nurazizah Azwar (Mg)

Total
0
Shares
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous Post

Gelar Diskusi Terbuka, Jatam Bahas Jejaring Oligarki dibalik Tim Pendukung Capres-cawapres

Next Post

Kritik Pemerintah, JPPI Tuntut Peningkatan Pendidikan

Related Posts
Total
0
Share