Suarakampus.com- Program Pengembangan Studi (PPS) Magister Ilmu Budaya Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Andalas (Unand) gelar acara bedah buku Menelusuri Sejarah Berbagai Bangsa Melalui Sastra. Kegiatan tersebut menghadirkan berbagai ahli sastra dan dilaksanakan secara virtual melalui aplikasi Zoom Meeting, Jumat (26/02).
Membuka kegiatan, pembicara pertama Donny Syofyan mengatakan, buku Menelusuri Sastra Berbagai Bangsa Melalui Sastra bisa melengkapi perbendaharaan essai kesastraan yang jumlahnya perlu ditingkatkan. “Dalam kumpulan esai kesastraan, sejarah menciptakan sebuah penelitian bagi sastrawan dan akademika untuk mengkaji serta mengupas delik penerangannya,” katanya.
Kemudian, pemateri selanjutnya Maizufri mengungkapkan, sastra dengan sejarah memiliki hubungan yang sangat bersinergi satu sama lainnya. “Sastra dan sejarah bersinggungan dalam berbagai perspektif, misalnya agama yang berpengaruh pada kitab suci dalam sastra, sastra dalam lingkungan istana dan sastra dan keilmuwan,” jelasnya.
Lanjutnya, karya sastra dalam tatanan perspektif sejarah dan kebudayaan sering kali memilki orientasi berbeda setiap penelaahannya. “Sastra dalam kesinambungan konstruktif sejarah sangat delik akan keterbukaan dan fakta, sehingga karya sastra harus membangun sinergi sejarah tersebut dalam ruang diskusi ilmiah,” tambahnya.
Pemateri selanjutnya sekaligus sastrawan, Ferdinal mengatakan bahwa penelusuran sejarah bangsa melalui sastra harus dirujuk kedalam dunia publikasi. “Fakta sejarah harus dikupas secara ilmiah melalui artikel faktual, terlepas dari alasan kurangnya kepercayaan terhadap sastrawan dan para arkeolog dalam riset penelitiannya dalam menggali transparansi sejarah,” ungkapnya.
Menilik dari segenap riset penelitian sejarah, sejumlah mahasiswa dan akademisi sudah mulai membuat sebuah tulisan dan artikel ilmiah mengenai kontradiksi peristiwa sejarah. “Kritikan dan sikap mahasiswa perihal buku, sejarah dan sastra harus bebas dalam objek penelitian serta tajam akan ketepatan data dalam riset kepenulisan sejarah lewat naungan sastra,” ungkapnya.
Ferdinal berharap mahasiswa menjadi pribadi yang bergelut dengan dunia kepenulisan dan sastra. “Catatan untuk mahasiswa adalah pembentukan dan komitmen untuk menjadi mahasiswa penulis sejarah, berkiprah di dunia publikasi dan menjadikan budaya tulis sebagai konstribusi peneliti sejarah,” tutupnya. (gfr)
Wartawan: Hary Elta Pratama (Mg)