Suarakampus.com- UIN Imam Bonjol Padang bekerja sama dengan Bank Nagari dalam pembuatan Kartu Tanda Mahasiswa (KTM). Dalam Pembuatan KTM berlangsung selama satu bulan dan dapat diakses oleh seluruh Mahasiswa UIN IB di Kantor Bank Nagari cabang UIN IB.
Selaku Pimpinan Bank Nagari Cabang UIN IB, Lailatul Husna mengatakan, KTM mempunyai banyak manfaat, selain untuk tanda pengenal namun juga bisa untuk transaksi simpan pinjam. “KTM ini sudah merangkum semuanya mulai dari tanda pengenal, menarik atau transfer uang, menabung, transaksi secara online dan m-banking,” jelasnya.
Husnah menuturkan pihaknya tidak bisa mencetak KTM yang kurang dari 100 eksemplar, karena data tersebut harus diinput ke akun pusat UIN IB terlebih dahulu. “Kami menargetkan 100 KTM dalam satu kali cetak, jika kurang maka kami belum bisa memproses,” tuturnya, Sabtu (13/11).
Ia menjelaskan mekanisme pembuatan KTM, mahasiswa harus mengisi formulir yang disediakan pihak Bank Nagari Cabang UIN IB. Kemudian mahasiswa wajib melengkapi seluruh persyaratan, mulai dari foto copy Kartu Keluarga dan Kartu Tanda Penduduk, foto formal ukuran 3×4, materai 10.000 serta melunasi administrasi sebesar Rp 40.000. “Formulir yang telah diisi harus diserahkan langsung ke pihak bank,” ucapnya.
Lanjutnya, setelah formulir diserahkan, mahasiswa harus menunggu satu sampai dua bulan hingga KTM siap dicetak. “Biasanya untuk pembuatannya berlangsung selama satu sampai dua bulanan,” katanya saat ditemui suarakampus.com.
Mahasiswa Prodi Sejarah Peradaban Islam (SPI), Akhol Firdaus mengatakan KTM sangat penting bagi mahasiswa. Pasalnya, selain untuk tanda pengenal kartu tersebut sebagai alat administrasi di kampus ataupun persyaratan beasiswa. “Kita butuh KTM untuk administrasi lomba ataupun syarat pengajuan beasiswa,” ucapnya.
Selain itu, akhol menuturkan bahwa KTM memudahkannya dalam proses pembayaran UKT. “KTM itu multifungsi, dan sangat membantu mahasiswa,” tambahnya.
Lain halnya dengan Mahasiswa Prodi Aqidah Filsafat, Tiffany Kartika Putri mengatakan KTM tidak diperlukan selama perkuliahan dilaksanakan secara online. Ia memilih tidak mengurus meski mengetahui pentingnya KTM dalam administrasi pendidikan.
“Saya rasa juga tidak terlalu penting saat ini dan belum ada waktu untuk mengurusnya, walaupun KTM sebagai identitas kita selaku mahasiswa,” tutupnya. (fga)
Wartawan: Zaitun Ul Husna (Mg), Kholilah Tri Julianda (Mg), Ramitha Mawangi (Mg)