Suarakampus.com- Situjuah adalah salah satu Kecamatan yang ada di Kabupaten 50 kota, Kota Payakumbuh. Situjuah ini sendiri dibagi menjadi 5 bagian nagari yakni Situjuah Batu, Situjuah Banda Dalam, Situjuah Gadang, Situjuah Tungka dan Situjuah Ladang Laweh. Yang namanya Nagari tentu ada pemimpinnya yang dinamakan dengan Wali Nagari. Situjuah atau yang lebih dikenal Kecamatan Situjuah 5 Nagari bukanlah sebuah Kecamatan yang terlalu menonjol dalam bidang pariwisata seperti Lembah Harau, Pulau banda dan lain sebagainya, sehingga tidak begitu banyak orang yang mengenal Situjuah ini.
Sebuah Nagari yang belum terjamah dan belum dirusak oleh tangan manusia. Situjuah sendiri memiliki alam yang tak kalah saing dengan Harau ataupun destinasi pariwisata yang ada di Kabupaten lainnya. Situjuah juga mempunyai air terjun yang belum dijamah oleh banyak orang, tepatnya air terjun ini di kawasan Situjuah Ladang Laweh. Sempat terjadi perselisihan pendapat antara Wali Nagari dengan masyarakat terkait dengan air terjun ini dijadikan objek wisata atau tidak. Mayoritas masyarakat menolak untuk menjadikan objek wisata, tentunya dengan berbagai alasan. Pertama, ingin menjaga keasrian alam ini sendiri dan yang kedua masih banyak dari warga yang memiliki hasil ladang untuk mencukupi kebutuhannya sehari-hari. Pendapat dari Wali Nagari sendiri ingin membuka tempat wisata di air terjun ini tentunya dengan maksud mengenalkan keindahan alam ini kepada dunia luar. Kesepakatannya tetap di tangan masyarakat yaitu tidak menjadikan tempat pariwisata namun tidak juga ada larangan bagi orang yang berasal dari daerah Situjuah yang mengexplore air terjun ini walaupun jalan menuju air terjun itu tergolong extream. Selain air terjun, Situjuah juga menyediakan tempat yang jauh lebih indah seperti bendungan dan kebun rusa di daerah Situjuah Batu.
Dilihat dari sudut pandang yang lain, Situjuah juga menyimpan sebuah sejarah tentang seorang pengkhianat yang memberitahukan lokasi persembunyian pejuang-pejuang Indonesia. Karena adanya sebuah pengkhianatan pada masa lalu, banyak pejuang kemerdekaan Indonesia di Situjuah meninggal dunia dan peristiwa ini diabadikan pada sebuah monument dan makam pahlawan yang terletak di Situjuah Batu. Untuk mengenang peristiwa ini, setiap tanggal 15 Januari dijadikan peringatan sebagai peristiwa Situjuah.
Semua orang mungkin sudah mengenal makanan asli Situjuah yang biasa disebut dengan “Pongek Situjuah”. Makanan khas Situjuah ini terbuat dari buah nangka atau dalam bahasa Minangkabau disebut Cubadak. Tidak hanya dari Sumatera Barat saja yang ingin mencicipi makanan khas Situjuah ini, tapi ada juga dari masyarakat Riau, bahkan ada yang dari Jakarta. Hal ini dapat dinilai dan dilihat pada saat bulan Ramadan, banyak berbagai plat mobil yang parkir di sebuah rumah makan atau restoran bernama “Ampere Si Or” dari plat BM, BH, BK dan juga B. Tentunya ini adalah sebuah karya seni dapur dalam membuat sebuah masakan yang cocok dengan berbagai lidah yang tidak hanya ada di Sumatera Barat saja. (hry)
Penulis: Hamdi Abdul Halim (Mahasiswa UIN Imam Bonjol Padang)