Taman

(Sumber: Tsamaratur/suarakampus.com)

Oleh: Siti Ulami

(Mahasiswi Komunikasi Penyiaran dan Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi)

Dahulu pernah ada taman di hatinya, dihiasi bunga-bunga kecil. Ia tumbuh karena ia disirami senyum, walau jarang, setidaknya itu cukup.

Rumput liar berduri yang tersisa, hidup dari senyum-senyum palsu. Perlahan menyemak, menumbuhkan pohon duri beracun di tengahnya.

Tak ada yang berani singgah, bahkan angin pun enggan, takut tersangkut dahan kecewa yang tajam. Cahaya pun sekadar lewat, lalu pergi sebelum sempat menghangat.

Pernah terlintas untuk membumihanguskan, menghabisi semua yang menyakitkan. Tapi ia tak kuasa membakarnya tak sanggup memusnahkan kenangan yang dulu sempat ia sebut bahagia.

Maka ia biarkan taman itu tetap ada,
meski tak lagi indah, hanya sunyi berduri yang tersisa.
Ia hidup dalam perih yang dibiarkan tumbuh,
karena hakikatnya luka lebih mudah dipelihara daripada dilupa.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous Post

Kepala Divisi Advokasi DEMA FDIK Soroti Kerusakan Fasilitas Kampus

Next Post

UIN Imam Bonjol Percepat Digitalisasi Menuju Smart University

Related Posts

Hirap

Oleh: Evrilia Rahayu Mustafa(Mahasiswi MPI UIN Imam Bonjol Padang) Lukisan bianglala menyerka dindingButiran debu menyisir pewarna batasAyu parasnya…
Selengkapnya