Oleh: Nada Asa Fhamilya Febria Andre
(Mahasiswa Hukum Ekonomi Syariah UIN IB Padang)
Ruang waktu memang tidak sesingkat itu
Ruang temu juga di fase pendewasaan
Celoteh panjang menemani hingga sedekat nadi
Berjalan waktu menjadi padu seperti ketoprak
Ruas kita dan mereka berjarak kabur di pandangan
Berbincang saja juga tidak pernah
Kita dan mereka jauh
Namun ketika aku berbaur pada mereka, dekat aku rasa
Aku tetap dengan kata kita, dan mereka semakin menjadi genggaman yang nyata bagi kita
Sayang, kedekatan terkikis
Percakapan tidak senikmat sesapan kopi
Malah mereka semakin lengkap dengan kita tanpa aku
Sedikit gaduh di hati ini
Sebab, biasanya telepon genggam ini bergetar akibat panggilan kalian
Akan tetapi, telepon genggam mereka ribut karena panggilan kalian
Aku tersingkir dengan rapi
Apa yang mau diratapi
Dunia pertemanan memang keras
Berawal sedekat nadi, bisa berakhir urbanisasi, seolah-olah.
Fase dewasa memang mengajarkan melepaskan dan mempertahankan yang tidak satu rasa lagi
Buat apa, tidak baik
Kacamata ini menangkap tawa kalian dengan mereka
Hingga, yang biasanya berjalan beriringan kini kalian duluan
Memunggungi ku lebih tepatnya
Miris, namun begitu adanya
Sering ditertawakan, aku hanya memendam
Aku memang bukan seperti mereka
Jelas tidak mau dibandingkan
Lebih diam ketimbang berkoar
Sesakit itu, tapi ini dunia
Padang, 23 April 2022