Oleh: Nada Asa Fhamilya Febria Andre
Tuan…
Kami rakyatmu yang tak terhitung jari
Tak dianggap pada manik pandangmu
Kami memijak bumi tanpa alas
Sedangkan kau beralas sepatu berkulit
Berdiri dengan gagah di gelayuti satuan sutera
Berlapis lensa tipis yang bertengger pada rongga pernafasanmu
Tuan…
Apa kau tak diciptakan tanpa rasa iba?
Apa kau tak memotret lusuh baju kami pada manik matamu?
Tuan..
Ini kami rakyatmu
Rakyat yang selalu menjerit kelaparan pada penghujung rembulan
Rakyat yang lelap di pinggiran kota ditemani dinginnya angin malam
Kau lupa akan ikrar janjimu kala itu
Kami menuntut akan buian janjimu yang hilang dimakan masa
Namun kau bubuhi kami dengan ancaman jerujimu
Kami bak patung-patung yang pasrah akan kemunafikanmu
Ukiran wajahmu bak seorang pangeran
Namun hatimu tak lebih kejam dari seorang pembunuh