Suarakampus.com– Warga Padang Laweh, Kecamatan Sutera, Kabupaten Pesisir Selatan, antusias merayakan malam 27 Ramadan dengan membakar obor dari tempurung kelapa. Tradisi turun-temurun ini telah dilakukan sejak zaman nenek moyang, Rabu (26/03).
Pemuka masyarakat Padang Laweh, Yasrul mengatakan, tradisi ini telah diwariskan secara turun-temurun dan selalu dilakukan setiap bulan Ramadan. “Warga Padang Laweh sudah menjalankan tradisi ini sejak zaman dahulu,” katanya.
Ia menjelaskan, tradisi ini juga berkaitan dengan nilai agama sebagai bentuk penyambutan malam Lailatulqadar. “Nenek moyang percaya bahwa malam Lailatulqadar jatuh pada malam 27 Ramadan,” jelasnya.
Yasrul menambahkan, meskipun malam Lailatulqadar tidak selalu jatuh pada malam 27 Ramadan, masyarakat tetap mempertahankan tradisi ini. “Lailatulqadar bisa terjadi pada malam 21, 22, atau 23 Ramadan,” tuturnya.
Menurutnya, membakar obor dari tempurung kelapa di tepi jalan merupakan simbol penerangan menuju kebaikan. “Walaupun agama tidak menjelaskan hal ini, tradisi tetap perlu dipertahankan,” ujarnya.
Ia mengatakan, kegiatan ini juga mempererat silaturahmi antarwarga Padang Laweh. “Tradisi ini penting karena dapat meningkatkan kebersamaan,” ungkapnya.
Yasrul berharap, masyarakat Padang Laweh terus melestarikan tradisi ini, terutama generasi muda. “Saya berharap pemuda-pemudi tetap menjaga tradisi hingga masa depan,” katanya.
Ia juga mengimbau para orang tua untuk mendorong generasi muda dalam menjaga adat istiadat daerah. “Agar nantinya tradisi ini tidak hilang ditelan zaman,” tutupnya. (ver)
Wartawan: Harvizaq Rafkhi (Mg)