Suarakampus.com– Komnas Perempuan, Olivia Chadidjah ungkap hal yang bakal berpotensi terjadi kekerasan terhadap perempuan di Pemilu 2024. Hal tersebut disampaikan saat diskusi bersama Focus Group Discussion, Institute of Sustainability Resilient and Acknowledgement (ISRA Institute) melalui Via Zoom Kamis, (11/10).
Selaku pemateri Olivia Chadidjah mengatakan, kekerasan terhadap perempuan akan dapat mempersulit perekrutan staff pemilu atau pemungutan suara perempuan. “Semua ini membuat berkurangnya jumlah perempuan dan bakal calon untuk politik,” ucapnya.
Dalam materinya ia menuturkan, bahwa kekerasan yang terjadi dan dirasakan caleg wanita tidak saja secara fisik. “Mereka merasakan kekerasan mental bahkan ada yang mengalami pelecehan,” tuturnya.
Ia mengatakan, ada beberapa hal yang berpotensi dapat menyebabkan terjadinya kekerasan di dalam politik dan juga pemilu. “Berbentuk struktural, sosial dan juga akibat narasi atau tekstual bias gendre,” sebutnya.
Ia melanjutkan, semua kekerasan itu bisa saja didapati oleh semua kalangan, tidak hanya dirasakan oleh calon anggota partai wanita saja. “Korbannya bisa sampai pada orang yang mendukung, yang membela hak perempuan dalam pemilu, tenaga administrasi, jurnalis dan bahkan pejabat perempuan yang masih dalam jabatan terkena dampaknya,” sampainya.
Ia mengungkapkan, kekerasan yang terjadi terkadang dapat membuat sesorang kesusahan mengutarakan apa yang dirasakan. “Susahnya speak up disaat menjadi korban,” keluhnya.
Olivia menegaskan, dalam hal membentuk pemikiran publik terhadap perempuan tentunya dibutuhkan perantara. “Media menjadi peran penting dalam membentuk opini publik,” tegasnya.
Kendati demikian, dengan adanya permasalahan tersebut, ia berharap perempuan dapat lebih kuat kedepannya. “Tahun politik ini harus membuat perempuan kebal terhadap hal yang selalu menyalahkannya,” harapnya. (red)
Wartawan: Ulya Rahma Yanti (mg)