Suarakampus.com– Program Beasiswa Mahasiswa Tahfidz merupakan hasil kolaborasi antara Inisiatif Zakat Indonesia (IZI) dan UIN Imam Bonjol Padang bertujuan membentuk mahasiswi unggul, mandiri, berintegritas, serta berkarakter Qurani. Program ini telah berlangsung sejak akhir tahun 2020 dan kembali dibuka untuk pendaftaran hingga Selasa (15/04).
Fasilitator Beasiswa Tahfidz, Siti Masrika menyampaikan, program tersebut dibentuk untuk melahirkan sumber daya manusia yang berdaya saing. “Kami ingin membentuk generasi mandiri dan berkarakter Qurani,” katanya.
Pengelola program tersebut menyebutkan, bantuan ini memfasilitasi kebutuhan hidup mahasiswa selama menempuh pendidikan. “Mahasiswa bisa fokus belajar tanpa khawatir biaya bulanan dan tempat tinggal,” ungkapnya.
Masrika menerangkan, program ini juga menyediakan pembinaan rutin kepada penerima manfaat. “Kami memberikan pendampingan secara berkelanjutan,” ujarnya.
Pihak penyelenggara menyatakan, beasiswa ini dikhususkan bagi perempuan karena disediakan fasilitas asrama. “Karena ada asrama, maka hanya untuk mahasiswi,” katanya.
Ia menambahkan, kemampuan membaca Al-Qur’an menjadi syarat utama agar proses menghafal lebih mudah. “Minimal bisa membaca Qur’an,” ucapnya.
Masrika menekankan, pendaftar tidak harus memiliki hafalan terlebih dahulu, namun hafalan akan menjadi nilai tambah dalam seleksi. “Tidak ada batasan hafalan, tapi yang sudah hafal tentu lebih unggul,” tuturnya.
Menurutnya, program ini masih membuka kuota terbatas untuk periode 2025, yaitu antara dua hingga empat penerima. “Kuotanya 2-4 orang karena kami hanya membina 10 peserta dalam satu periode,” katanya.
Ia menjelaskan, seleksi dilakukan secara daring dengan batas akhir pengumpulan berkas pada 19 April 2025. “Tahap awalnya seleksi berkas secara online,” ujarnya.
Masrika menyebutkan, setelah seleksi berkas akan ada tahap wawancara, tes bacaan Qur’an, serta psikotes. “Tesnya bertahap untuk menggali potensi peserta,” tuturnya.
Ia juga menyoroti pentingnya esai sebagai salah satu penilaian karakter calon penerima beasiswa. “Esai menjadi alat seleksi karakter peserta,” ucapnya.
Masrika menegaskan, program ini berasal dari lembaga zakat, sehingga penerima harus termasuk ke dalam kelompok penerima zakat. “Penerima manfaat harus masuk asnaf zakat,” katanya.
Ia berharap, penerima beasiswa dapat memanfaatkan bantuan tersebut dengan penuh kesungguhan dan tanggung jawab. “Semoga beasiswa ini benar-benar dimanfaatkan secara maksimal,” pungkasnya. (ver)
Wartawan: Latifah Rabbaniah (Mg), Raihani Salsabilla (Mg)