Suarakampus.com- Buku memiliki arti yang sangat penting dalam kehidupan seseorang, dengan menulis berarti siap mendaftarkan keabadian namanya dalam suatu zaman yang tiada akhir. Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Republik Indonesia (RI), Muhammad Syarif Bando saat Webinar Perpusnas Writers Festival 2021 yang mengusung tema Menulis, Membumikan Literasi.
Syarif mengatakan dahsyatnya suatu senjata tidak sama dengan kedahsyatan sebuah buku. “Satu peluru senjata hanya mampu menembus satu kepala dan menghancurkan jutaan nilai, tetapi sebuah buku yang kita digitalkan akan menembus jutaan kepala dan akan melahirkan nilai kemanusiaan baru,” jelasnya melalui Zoom dan Live Streaming YouTube.
Sementara itu, Penulis dan Duta Baca Indonesia, Gol A Gong menuturkan dengan adanya pegiat-pegiat literasi. “Seharusnya tugas itu, kata dia diemban oleh negara,” ungkapnya, Senin (14/06).
Lanjutnya, dengan Perpusnas Writers Festival ini seseorang memiliki visi bahwa fasenya naik ke Indonesia menulis, bukan hanya membaca. Artinya setiap orang harus memiliki keterampilan menulis.
“Jangan hanya sampai di membaca saja, banyak negara beranggapan bahwa rakyat Indonesia belum bisa membaca, maka dari itu kita jangan hanya berkutat membaca saja tapi mulailah menulis,” tambahnya.
Gol A Gong berharap semoga Perpusnas Writers ini menjadi petunjuk bagi penulis-penulis Indonesia. “Semoga perpusnas menjadi leading sector,” harapnya.
Sementara itu, Dewi Lestari dalam kesempatan yang sama mengatakan, membaca dan menulis ibaratkan manusia yang bernafas, kegiatan tersebut sama sekali tidak bisa dipisahkan. “Ada saatnya kita harus menarik nafas dan ada saatnya kita menghembuskan nafas,” katanya.
Ia juga mengatakan karya tulis merupakan sebuah karya keabadian, namun skil menulis sering kali menjadi tantangan atau kelemahan bagi kebanyakan orang. Padahal Indonesia tidak mungkin kehabisan cerita untuk diabadikan melalui tulisan.
“Menulis tidak mungkin tidak ada manfaat, jadi saya berharap kepenulisan bisa disematkan dalam kurikulum pendidikan, untuk mengembangkan semangat membaca, literasi dan sebagainya,” tutupnya. (rta)
Wartawan: Tantri Huraini Zakia (Mg)