Kemenag RI: Manasik Haji Perlu Beri Pelatihan Fisik

Kuliah Umum FDIK di Kampus III UIN Imam Bonjol Padang (Sumber: Dokumen Pribadi)

Suarakampus.com- Calon jemaah haji perlu latihan fisik, karena hasil kajian menunjukkan, beberapa waktu ke depan banyak bakal calon jemaah yang berusia lanjut. Demikian dikatakan Direktur Direktorat Jenderal Pembinaan Haji Kemenag RI, Arsyad Hidayat, ketika menjadi dosen tamu di Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIK) UIN Imam Bonjol Padang, Kamis (16/11).

Ia melanjutkan, ibadah haji merupakan ibadah fisik, makanya ada program Istitha’ah Mubasyirah, tidak hanya mampu secara ekonomi tetapi juga fisik. Apalagi setiap tahun selalu meningkat lansia, oleh sebab itu, menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah.

“Untuk Thawaf, Sa’i, serta lempar Jumrah, sangat perlu kesehatan fisik prima. Karena sangat dibutuhkan dalam beribadah haji, tak cuma doa saja,” ujar Arsyad di depan mahasiswa yang ikut kuliah tamu ini.

Arsyad membentang kajian tentang Moderasi Ibadah Haji, di antaranya inovasi pelayanan perlu dilakukan dari berbagai sisi dan persiapan petugas haji. Tak hanya itu, ia juga menjelaskan, adanya lapangan kerja bagi mahasiswa, makanya ada Program Studi Manajemen Haji dan Umrah (MHU).

“Ini project hingga kiamat, karena Kerajaan Saudi Arabia membuka kesempatan 4,5 juta jamaah untuk seluruh dunia. Indonesia di angka 221 ribu, tentu kita ingin sampai pada angka 450 ribu atau 10 persen dari 4,5 juta, sejauh ini memang masih jamaah terbesar di seluruh dunia,” papar sarjana jebolan Mesir ini.

Arsyad juga mengungkapkan visi Kerajaan Saudi Arabia, yang mulai meninggalkan minyak mentah sebagai devisa utama. Namun demikian, kegiatan ibadah haji menjadi bagian penting bagi mereka. “Melihat potensi itu, kerajaan Saudi Arabia meningkatkan fasilitas, apalagi mereka tahu Indonesia punya antrian sangat tinggi,” ujarnya.

Bisa 22 tahun setelah pendaftaran, Indonesia memiliki 88,7 persen ummat muslim dari 288,8 juta jiwa. Antusiasme untuk beribadah haji dari tahun ke tahun terus meningkat, karena Mekkah merupakan mimpi yang harus jadi kenyataan.

“Moderasi ibadah haji, merupakan usulan kebijakan yang pas. Karena mengingat betapa banyak masalah yang harus diantisipasi bila melihat fenomena pergi haji ini,” ujarnya.

Dekan FDIK, Wakidul Kohar pada sambutan pembukaannya menyebutkan, Program Studi MHU akan dibuka tahun depan karena, segala prosedur persyaratan sudah disiapkan. Menjawab tantangan agar layanan haji pada masa depan kian lebih baik dan profesional.

“FDIK merupakan fakultas yang menyiapkan tenaga profesional, termasuk bidang haji. Sejauh ini, kita punya pengajar bidang MHU yang berpengalaman secara akademis maupun praksis,” ujar Wako, demikian ia akrab disapa. (red)

Penulis: Abdullah Khusairi

Total
0
Shares
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous Post

UIN IB Padang Kerja Sama dengan Istanbul Foundation Turkey, Begini Hasilnya

Next Post

Marmara University Turkey Buka Diri untuk Student Mobility Program

Related Posts
Total
0
Share