Fenomena Jasa Joki Tugas di Kalangan Mahasiswa UIN IB Padang

Ilustrasi: Isyana/suarakampus.com

Suarakampus.com– Fenomena jasa penulisan tugas akademik “joki tugas” semakin marak di kalangan mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Imam Bonjol Padang. Hal ini menjadi perhatian seiring meningkatnya penggunaan layanan oleh mahasiswa yang mengalami kesulitan menyelesaikan kewajiban akademik mereka, Kamis (06/03).

Admin akun Instagram joki tugas, Caca mengatakan, bisnis joki tugas ini berkembang pesat sejak tahun 2020. “bisnis ini mengalami peningkatan signifikan sejak masa pembelajaran daring pada pandemi COVID-19,” ungkapnya saat diwawancarai oleh wartawan suarakampus.com.

Ia juga mengatakan, kebanyakkan pelanggannya adalah mahasiswa. “Mayoritas mahasiswa UIN Imam Bonjol dari berbagai jurusan,” ujarnya.

Caca menambahkan, jurusan yang paling sering menggunakan jasa joki adalah Ekonomi Syariah, Komunikasi, dan Hukum. Mahasiswa Ekonomi Syariah kerap membutuhkan bantuan dalam mengolah data statistik menggunakan SPSS.

Biaya yang ditawarkan untuk jasa penulisan tugas bervariasi berdasarkan tingkat kesulitan, mulai dari tugas harian hingga penelitian kompleks yang membutuhkan keahlian khusus. “Tugas kompleks seperti penelitian profesor atau tesis magister, harga bisa mencapai Rp5-10 juta,” ucapnya.

Fenomena ini, menurut Caca, telah mengubah pandangan masyarakat terhadap jasa joki. “Dulu, joki tugas dianggap memalukan, sekarang malah dianggap sebagai profesi yang keren,” katanya.

Maraknya kecanggihan kecerdasan buatan (AI) juga turut berpengaruh terhadap bisnis joki tugas. “Namun, AI belum bisa sepenuhnya menggantikan manusia untuk tugas-tugas kompleks,” jelasnya.

Mahasiswi PGMI berinisial PHK mengaku, menggunakan jasa joki karena keterbatasan fasilitas. “Saya tidak memiliki laptop, jadi sulit bagi saya untuk mengerjakan tugas sendiri,” tuturnya.

Ia juga merasa lebih mudah mencari solusi instan dibandingkan berdiskusi dengan teman atau dosen. “Kadang ada rasa takut ketahuan, tapi saya tetap melakukannya karena tidak punya pilihan lain,” tambahnya.

PHK menyebutkan, beberapa alasan mahasiswa lebih memilih joki tugas, di antaranya beban akademik yang berat, kurangnya pendampingan dosen, dan tekanan untuk mendapatkan nilai baik.

PHK mengatakan, akan mempertimbangkan berhenti menggunakan jasa joki jika ada akses fasilitas yang lebih baik. “Kalau ada bimbingan dan dukungan dari kampus, saya pasti lebih termotivasi untuk mengerjakan tugas sendiri,” tuturnya.

Ia berharap, kampus lebih memperhatikan keterbatasan mahasiswa dalam sistem pembelajaran. “Jika sistem akademik lebih fleksibel, mungkin banyak mahasiswa yang tidak akan bergantung pada joki tugas,” pungkasnya. (Lya)

Wartawan: Verlandi Putra, Tsamaratur Rahmi (Mg), Latifah Rabbaniah (Mg).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous Post

Maraknya Joki Tugas di UIN Imam Bonjol Bentuk Kejahatan Akademik

Next Post

Donat Ibu Semangatku

Related Posts