Suarakampus.com– Warga Kota Pariaman adakan prosesi Maarak Jari pada Selasa (25/07), lantaran kegiatan tersebut merupakan bagian dari tradisi Hoyak Tabuik pada 19-30 Juli mendatang. Diketahui kegiatan ini bertujuan untuk mengumpulkan jasad Husein bin Ali, cucu Nabi Muhammad Saw yang meninggal dalam Perang Karbala.
Prosesi Maarak Jari diawali dengan perselisihan antara Tabuik Pasa dan Tabuik Subarang yang bertempat di Simpang Tabuik, Pariaman. Saat perselisihan kedua pihak saling menyerang dengan melempar gendang tasa dan barang di sekitarnya hingga terjadi bentrok.
Antusias masyarakat terlihat saat tradisi Maarak Jari dilakukan, seperti halnya Hanifa, ia mengungkapkan budaya Tabuik merupakan ciri khas daerah Pariaman yang perlu diperhatikan. “Kegiatan ini budaya kita, dan harus diapresiasi dengan menyaksikannya,” tuturnya.
Ulil selaku warga sekitar, mengaku bahwa tradisi ini hanya dilaksanakan setahun sekali perlu diapresiasi. “Rugi kalau tidak dilihat, ini budaya kita,” sebutnya.
Sementara itu, Nadia merupakan warga yang ikut menyaksikan Tradisi Maarak Jari, menuturkan budaya Tabuik merupakan ciri khas dari daerah Pariaman. “Apalagi kalau Tabuik Basalisiah, dimana masyarakat saling mengadu domba antara kedua Tabuik,” jelasnya.
“Tradisi ini menarik, sayang kalau dilewatkan,” tutupnya. (wng)
Wartawan : Rifda Fadhilah Dzikra