Suarakampus.com- Maraknya penggunaan pinjaman online (pinjol) untuk pembayaran Uang Kuliah Tunggal menjadi topik di kalangan mahasiswa. Hal ini dibahas dalam siaran langsung YouTube “Back to Muslim Identity” pada Jumat, (12/07).
Diketahui, diskusi dimulai dari pukul 18.30 dengan mengangkat tema Menteri Dukung Mahasiswa Pakai Pinjol Hingga Riset Kebiasaan Belanja Gen Z.
Selly Selviana selaku host menyampaikan, bahwa Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia (Menko PMK) Muhadjir Effendi, mendukung penggunaan pinjol untuk menyelesaikan permasalahan UKT mahasiswa. “Selama pinjol yang digunakan resmi dan tidak merugikan, maka tidak ada larangan bagi mahasiswa untuk memanfaatkannya,” sebutnya.
Selly memaparkan, data menunjukkan sudah ada 83 perguruan tinggi yang menggunakan pinjol untuk pembiayaan mahasiswa. “Ini menandakan adanya tren peningkatan penggunaan pinjol di kalangan institusi pendidikan tinggi untuk membantu mahasiswa memenuhi kewajiban finansial mereka,” ujarnya.
Ia menjelaskan, bahwa penggunaan pinjol untuk pembayaran UKT harus disertai dengan tanggung jawab dari pihak mahasiswa. “Pihak perguruan tinggi juga diharapkan dapat memberikan subsidi untuk meringankan beban finansial mahasiswa,” tambahnya.
Ia jugamemperingatkan bahwa pembayaran UKT menggunakan pinjol bisa menjadi bom waktu dan menimbulkan masalah baru di kemudian hari. “Kekhawatiran terhadap dampak jangka panjang dari penggunaan pinjol untuk biaya pendidikan sangat nyata,” ungkapnya.
Kata dia, Menko PMK menekankan pinjol resmi yang digunakan tidak akan merugikan mahasiswa. “Beliau mendorong dukungan terhadap inisiatif yang membantu mengatasi kesulitan finansial mahasiswa, termasuk penggunaan pinjol yang resmi dan dapat dipertanggungjawabkan,” jelasnya.
Kendati demikian, ia menegaskan bahwa risiko penipuan dalam penggunaan pinjol untuk mahasiswa tetap ada, meskipun Muhadjir menyatakan bahwa jika terjadi penipuan, itu merupakan kesalahan pengguna. “Pentingnya kehati-hatian dan edukasi bagi mahasiswa dalam menggunakan layanan pinjol tidak bisa diabaikan,” ujarnya.
Terkait hal ini, ia menyebutkan bahwa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) mengambil inisiatif untuk membantu mahasiswa dalam perencanaan keuangan mereka. “Langkah ini bertujuan untuk mencegah ketergantungan pada pinjol dan masalah keuangan lainnya di kalangan mahasiswa,” katanya.
Kemudian ia menekankan bahwa masalah literasi keuangan di kalangan mahasiswa menjadi salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam konteks penggunaan pinjol. “Peningkatan pemahaman tentang manajemen keuangan dapat membantu mahasiswa membuat keputusan yang lebih bijak terkait pembiayaan pendidikan mereka,” jelasnya.
Terakhir, ia memperingatkan bahwa penggunaan pinjol dapat berdampak serius terhadap masalah keuangan mahasiswa, seperti hutang yang membengkak. “Situasi ini menekankan pentingnya edukasi finansial dan pertimbangan matang sebelum mengambil keputusan menggunakan pinjol untuk biaya pendidikan,” tutupnya. (rhm)
Wartawan : Fitri Suhama (Mg) dan Verlandi Putra (Mg)