Mahasiswa Lengah, Sema UIN IB Tidak Ada Kejelasan

Ilustrasi (sumber: suarakampus.com)

Suarakampus.comMinim delegasi dari setiap fakultas, Musyawarah Senat Mahasiswa (Musema) pada tanggal 16 Februari lalu belum hasilkan keputusan. Pasalnya setiap fakultas tidak memberikan respon terkait sidang Musema.

Selaku Sekretaris Panitia Musema, Maisi Intan Khotimah mengungkapkan pertemuan pertama  Musema hanya dihadiri oleh tiga orang delegasi. “Hal ini tidak memungkinkan diadakannya musema,” katanya.

Lanjutnya, pihak Sema-U juga menyebarkan undangan untuk setiap delegasi dari masing-masing fakultas namun mereka tetap tidak mengirimkan utusannya. “Bahkan sampai ada yang tidak merespon,” jelasnya.

Ia mengungkapkan belum ada kelanjutan dari pertemuan kedua Musema lantaran tidak adanya delegasi dari setiap fakultas. “Jika memang ada delegasi, pasti Musema tetap berlanjut,” pungkasnya.

Kemudian, kata dia, Surat Keputusan (SK) Rektor terkait kepanitiaan Musema sudah lama berakhir tetapi dari panitia belum ada hasil yang dikeluarkan. “Saya sendiri tidak mengetahui kejelasan Musema berikutnya,” tuturnya.

Selaku Ketua Sema Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK), Irfandi mengungkapkan dari pihaknya sudah mengirimkan satu delegasi sebagai perwakilan FTK. “Kami mengirimkan delegasi namun Musema diundur,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Sema Fakultas Syariah (FS), Jepli Ilvan menuturkan menghadiri acara pembukaan Musema namun tidak mengikuti persidangan. “Peserta sidangnya tidak cukup jadi tidak bisa dilanjutkan,” ungkapnya.

“Sampai sekarang belum ada kejelasan terkait hal tersebut, jangan sampai Sema-U vakum seperti dua tahun yang lalu,” lugasnya.

Kemudian, Ketua Sema Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama (FUSA), Ilham Asyfar mengungkapkan dari Sema FUSA tidak mengirimkan delegasi dalam kegiatan Musema tersebut lantaran pelaksanaannya diadakan pada waktu libur semester. “Baiknya Musema diulang kembali, karena sebagian Sema-F baru melakukan pemilihan,” jelasnya.

Menanggapi hal tersebut, selaku Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama, Welhendri Azwar menuturkan pembentukan panitia dan undangan untuk setiap delegasi sudah lama dilakukan. “Dari mahasiswanya sendiri kurang responsif,” katanya.

“Kalau memang mahasiswa tidak membutuhkan Sema tidak masalah,” tegasnya.

Kemudian, kata dia, lantaran Sema-U yang sibuk dengan aksi unjuk rasa musema yang seharusnya dilaksanakan pada akhir tahun 2022 batal diadakan. “Ikut demo boleh tetapi yang agenda jangan dilupakan,” ujarnya.

Ia mengaku pemilihan Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema) lalu dilaksanakan tanpa demokrasi lantaran generasi Dema yang hilang akibat Covid-19. “Tujuannya agar pemilihan pada tahun 2023 ini dilaksanakan secara demokratis, nyatanya tidak juga,” tutupnya. (wng)

Wartawan: Ummi Nadia (Mg)

Total
0
Shares
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous Post

Cari Fakta, Surat Panggilan terhadap DEMA-U Belum Ada Kejelasan

Next Post

LBH Padang: Tidak Perlu Menghalangi Mahasiswa Untuk Berekspresi

Related Posts
Total
0
Share